Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Uniknya Gereja Santa Maria de Fatima, Bangunannya Bergaya Tionghoa

KOMPAS.com - Ada hal menarik dari bangunan Gereja Katolik Santa Maria de Fatima yang berada di kawasan Pecinan, Glodok, Jakarta Barat ini.

Sebab, bila dilihat sekilas, orang akan mengira gereja katolik ini adalah sebuah kelenteng. Keunikan ini mungkin tidak ditemui di gereja-gereja katolik lain di Jakarta.

  • Unik, Ada Tradisi Beri Makanan Manis Kepada Dewa Dapur Seminggu Sebelum Imlek
  • Mengenal Ciam Si, Tradisi Ramal Khas China Kuno Jelang Imlek

"Bisa dibilang ini salah satu bangunan ibadah paling unik, karena tempat ibadah umat Katolik tapi arsitekturnya Tionghoa, satu-satunya di Jakarta yang seperti ini," ujar Huans, pemandu Jakarta Good Guide dalam walking tour Pecinan Glodok kepada Kompas.com, Jumat (13/1/2023) lalu.

Dari luar, nuansa Tionghoa terasa sangat kental lewat arsitekturnya serta detail ornamen berwarna merah, kuning, dan emas..

Huans bercerita, dulunya bangunan ini adalah rumah salah satu kapitan Tionghoa bermarga Tan. Barulah sekitar tahun 1950-an, diambil alih oleh seorang misionaris asal Italia bernama Matteo Ricci.

Oleh karenanya, persis di sebelah gereja pengunjung juga bisa menemukan sebuah yayasan bernama Sekolah Ricci.

  • Seharian Jelajah Kawasan Pecinan Glodok, Bisa Sambil Kulineran
  • Itenarary Seharian di Kawasan Pasar Lama Tangerang

Sebagai informasi, dulunya Matteo Ricci ditugaskan oleh Vatikan untuk membantu orang-orang Tionghoa yang mengalami diskriminasi di kota Batavia.

"Jadi Matteo Ricci diutus untuk membantu orang-orang Tionghoa di sini, karena dia pernah tinggal di China selama kurang lebih tujuh tahunan, jadi dia bisa berkomunikasi dengan orang Tionghoa," terang Huans.

Setelah dibeli, rumah tersebut pun difungsikan sebagai asrama. Lalu beralih lagi menjadi Gereja Katolik.

"Kalau di atas itu enggak ada salibnya, orang-orang akan mengira ini kelenteng," ujarnya.

"Di dalam pun altar dan ruang suci Bunda Maria khas arsitektur orang Tionghoa, ada naganya, burung hong, dan ukiran tentang kisah kerajaan-kerajaan di China," ujar dia.

Adapun nama Fatima pada gereja ini diambil dari sebuah cerita tentang penampakan Bunda Maria kepada tiga anak gembala di Fatima, Portugal.

"Di kota Fatima lah sosok Bunda Maria menampakkan dirinya, yang dilihat oleh tiga orang anak, bernama Fransisco, Yasinta, dan Lucia. Mereka melihat sosok Bunda Maria selama beberapa bulan di kota Fatima," terang Huans.

  • Lilin Harapan, Tradisi Tahun Baru Imlek di Kelenteng Toa Se Bio Glodok
  • Cara ke Pecinan Glodok Naik KRL dan Transjakarta, Tarif Rp 6.500

Ketiga anak ini pun mewartakan bahwa Bunda Maria itu ada, nyata, dan bukan karangan. Cerita itu tergambar dalam relief Goa Maria di sisi kanan gereja, bersama patung tiga anak tersebut.

Sedangkan Kota Fatima kini menjadi kota suci tujuan wisata religi umat Katolik.

Huans menyampaikan bahwa Gereja Santa Maria de Fatima berfungsi seperti gereja pada umumnya yang melayani ibadah misa dan ibadah Minggu.

"Ini kayak gereja biasa, ada misa juga. Gereja ini punya sesi ibadah yang pakai Bahasa Mandarin, kebanyakan dihadiri oleh orang-orang sepuh yang tidak begitu lancar berbahasa Indonesia," ujar Huans.

Sebelum pandemi Covid-19, pengunjung memang diperbolehkan masuk ke dalam gereja. Namun saat pandemi berlangsung hingga sekarang, pengunjung hanya boleh sampai di depan halaman saja, dan baru diizinkan masuk sesuai jadwal ibadah.

https://travel.kompas.com/read/2023/01/18/125513227/uniknya-gereja-santa-maria-de-fatima-bangunannya-bergaya-tionghoa

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke