Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ancaman Resesi 2023, Indonesia Bisa Fokus ke Wisatawan Asia Tenggara

KOMPAS.com - Sektor pariwisata Indonesia diyakini akan tetap bertumbuh meski ada ancaman resesi dan perlambatan ekonomi pada tahun 2023.

“Indonesia termasuk lumayan stabil, pertumbuhannya sekitar lima persen, walaupun ancaman luar memang terjadi,” kata Ketua Global Tourism Forum Indonesia Sapta Nirwandar kepada Kompas.com dalam Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2023 di Jakarta, Rabu (18/1/2023).

  • Ancaman Resesi 2023, Indonesia Atur Ulang Target Negara Wisman
  • Ada Ancaman Resesi 2023, Ganjar Optimistis Pariwisata Tetap Cerah

Kendati demikian, kata dia, tidak dapat dipungkiri bahwa negara-negara yang terdampak resesi bisa menyebabkan menurunnya jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia.

“Negara-negara terdampak resesi yang diperkirakan krisis berat seperti Eropa, termasuk Amerika, bisa jadi menyebabkan angka kunjungan (wisatawan) ke Indonesia menjadi berkurang,” imbuhnya.

Selain itu, krisis dari negara-negara tersebut dapat memengaruhi faktor penerbangan, seperti berdampak terhadap avtur.

Fokus ke pasar Asia Tenggara dan Australia

Sapta menyampaikan, salah satu solusi menghadapi ancaman tersebut adalah dengan menyesuaikan strategi pengembangan pasar wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.

Menurutnya, Indonesia dapat lebih berfokus ke target pasar negara-negara di Asia Tenggara pada tahun 2023.

Selain Asia Tenggara, negara-negara yang ada di kawasan Asia lainnya, seperti India, Jepang, dan Korea, bisa menjadi target utama baru pariwisata Indonesia.

Tidak hanya itu, Sapta menjelaskan, Australia merupakan pasar yang tepat karena banyak warganya yang menyukai Indonesia.

“Ada lagi dari Australia yang masih banyak wisata ke Indonesia karena lebih dekat dan juga relatif lebih affordable (terjangkau) buat mereka, terutama ke Bali dan sekitarnya,” tuturnya.

Oleh karena itu, ia menilai pariwisata Indonesia masih tetap bisa optimistis menghadapi ancaman resesi dengan mengutamakan beberapa target pasar potensial, misalnya wisatawan dari negara-negara di Asia.

Lebih lanjut, kata dia, Indonesia tidak perlu terlalu khawatir karena biasanya sektor pariwisata cepat beradaptasi.

Hal ini dilihat dari masih adanya masyarakat yang ke luar negeri pada masa lalu meski tengah krisis, walau jumlahnya tidak banyak dan pengeluaran atau durasinya juga pendek.

Sebagai informasi, jumlah kunjungan wisman dari beberapa negara tersebut ke Indonesia menunjukkan peningkatan, dikutip dari Kontan.co.id, Rabu (11/1/2023).

Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia periode Januari hingga November 2022 dilaporkan mencapai 4,58 juta kunjungan.

Jumlah ini naik 228,30 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2021.

  • Bangkitnya Pariwisata Flores, Ada Bayang-bayang Prediksi Resesi Global 2023
  • Sandiaga: Perkuat UMKM, Salah Satu Cara Antisipasi Resesi

Beberapa negara yang menjadi target pasar baru pariwisata Indonesia terlihat menyumbang wisman dengan jumlah tinggi.

Berdasarkan kebangsaan jumlah wisman, ada Malaysia yang menyumbang jumlah kunjungan tertinggi dengan 876.475 kunjungan, disusul oleh Timor Leste dengan 628.471 kunjungan.

Berikutnya ada Australia dengan 552.216 kunjungan, Singapura dengan 486.295 kunjungan, dan India dengan 218.417 kunjungan. 

https://travel.kompas.com/read/2023/01/18/185052527/ancaman-resesi-2023-indonesia-bisa-fokus-ke-wisatawan-asia-tenggara

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke