Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kapan Boleh Melakukan Ciam Si? Ramalan ala China Kuno

KOMPAS.com - Ciam si merupakan tradisi ramalan ala masyarakat China kuno yang saat ini masih ditemukan pada setiap kelenteng.

Lalu, adakah aturan dan waktu khusus untuk melakukan ciam si dan berapa lama harus menunggu jika ingin melakukan ciam si lagi?

Doni, salah satu pengurus Vihara Hok Tek Tjeng Sin di Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengatakan bahwa ciam si boleh dilakukan oleh siapa saja dan tidak terbatas bagi masyarakat keturunan Tionghoa saja.

  • Uji Peruntungan Lewat Ciam Si, Ramalan China Kuno
  • Makna Barongsai, Selalu Muncul Saat Imlek

"Enggak ada (ketentuan khusus). Buat yang mau ciam si, langsung saja datang," kata dia kepada Kompas.com, Kamis (19/1/2023).

Adapun terkait ramalan dan hasil yang diperoleh oleh pemohon, kata Doni tidak memiliki masa berlaku, semua tergantung pada keyakinan pemohon.

"Ciam si bisa kapan aja, hasilnya juga nggak ada waktu tertentu, kalau ciam si bisa menyampaikan keinginan sama yang ingin diketahui, ada yang mau tau jodohnya, minta apa aja kan mereka (pemohon) yang tau," tutur Doni.

Cara melakukan ciam si

Ciam si tersedia di kelenteng mana pun dan bisa dilakukan sendiri oleh pemohon, asal tidak berlandaskan rasa coba-coba atau iseng saja. Jangan lupa izin dulu pada petugas kelenteng di lokasi.

Apabila memerlukan bantuan menerjemahkan maksud pesan yang didapat usai ciam si, bisa meminta bantuan pada petugas kelenteng setempat.

Adapun media yang digunakan ialah berupa batang-batang bambu kecil panjang yang diletakkan dalam wadah gelas bambu warna merah.

Setiap batang ini ditandai nomor pada salah satu permukaannya. Jumlah batang bambu di masing-masing vihara pun beragam. Ada yang 30, 60, dan 100.

Di Wihara Hok Tek Tjen Sin, jumlahnya adalah 30 batang. Selain itu, ada pula dua potongan kayu berbentuk setengah oval yang disebut siao poe. Inilah yang harus dilempar begitu membuat permohonan.

"Pokoknya posisi jatuh siao poe harus berlawanan agar sah, yang satu telungkup, satunya harus telentang. Kalau keduanya telungkup atau keduanya terlentang, itu harus diulang melemparnya," terang Doni.

Sembari menyampaikan keinginan, siao poe pun dilempar. Dengan posisi satu telungkup dan satu telentang, artinya dewa/dewi menyetujui langkah selanjutnya.

Di Vihara Hok Tek Tjeng Sin, permohonan disampaikan kepada Dewi Kwan Im. Usai melempar siao poe, adalah mengocok batang-batang bambu yang ada di dalam gelas bambu, hingga salah satu batang terlempar ke luar gelas.

Langkah terakhir, silakan cek nomor yang tertera pada batang, dan ambillah kertas berisi pesan yang tersimpan dalam laci sesuai nomor yang tertera di batang.

https://travel.kompas.com/read/2023/01/21/190700827/kapan-boleh-melakukan-ciam-si-ramalan-ala-china-kuno

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke