Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Pesawat Tidak Bisa Mundur Sendiri? Simak Penjelasannya

KOMPAS.com - Ada banyak fakta tentang pesawat terbang yang menarik untuk diketahui masyarakat. Salah satunya adalah, kenapa pesawat tidak bisa mundur sendiri?   

Saat di bandara, penumpang bisa melihat persiapan pesawat lepas landas dari ruang tunggu. Jika diperhatikan, pesawat biasanya didorong mundur menggunakan kendaraan khusus menuju taxiway atau penghubung landasan pacu.

Nah, pertanyannya kenapa pesawat tidak bisa mundur secara mandiri saat berada di bandara ketika hendak lepas landas? Simak penjelasannya berikut ini.

Kenapa pesawat tidak bisa mundur sendiri? 

Berdasarkan informasi dari akun Instagram resmi Angkasa Pura Airports, @ap_airports, pesawat tidak bisa mundur sendiri atau disebut dengan istilah self pushback.

Alasannya, karena mesin pesawat hanya memiliki daya dorong ke belakang atau thrust. Jika thrust diaktifkan, laju pesawat akan mengarah ke depan.

Oleh sebab itu, thrust pada umumnya digunakan untuk meningkatkan kecepatan pesawat saat lepas landas maupun di udara.

“Pesawat tidak bisa mundur sendiri karena arah tenaga mesinnya hanya ke belakang saja. Untuk itu, pesawat butuh bantuan alat eksternal sebagai pendorong,” tulis Angkasa Pura Airports dikutip Kompas.com, Rabu (15/2/2023).

Dengan demikian, pesawat membutuhkan bantuan untuk berjalan mundur. Adapun, proses mendorong mundur pesawat ini biasa disebut dengan istilah pushback.

Pushback dilakukan menggunakan bantuan alat seperti pushback tractor, pushback truck, atau pushback tug. Agar prosesnya berjalan lancar, pushback tractor harus berbentuk lebih rendah dari pesawat.

“Pushback dilakukan dengan cara menyambungkan towbar di antara pesawat ke pushback tractor. Bagian yang didorong adalah roda depan pesawat,”imbuh Angkasa Pura Airports.

Apa itu reverse thrust?

Selain sistem thrust, sejumlah mesin pesawat sebetulnya memiliki mode reverse thrust atau sistem dorongan terbalik, seperti dilansir dari laman Simple Flying.

Berbanding terbalik dengan thrust, reverse thrust adalah sistem yang menghasilkan dorongan ke depan atau dorongan terbalik. Alhasil, laju pesawat mundur ke belakang.

Beberapa pesawat menggunakan mode reverse thrust ketika hendak mendarat sehingga membantu memperlambat lajunya. Lantas, kenapa pesawat tidak menggunakan mode reverse thrust untuk mundur sendiri di bandara?

Masih dari sumber Simple Flying, ternyata sejumlah pesawat komersial dilarang menggunakan sistem ini. Berikut beberapa alasannya:

1. Efek dari hembusan udara keluar pesawat

Secara sederhana, cara kerja reverse thrust adalah mesin pesawat menyedot udara ke dalam mesin. Selanjutnya, udara yang masuk tidak dialirkan ke dalam tetapi dikeluarkan kembali melalui bukaan lain di sisi pesawat sehingga mendorong pesawat mundur.

Nah, udara yang dihembuskan keluar dari mesin pesawat ini akan menimbulkan efek di area parkir pesawat. Mulai dari debu-debu hingga puing berserakan.

Kondisi tersebut tentunya akan mempengaruhi area bandara, pesawat lain yang sedang parkir, maupun petugas di sekitarnya.

Jika hendak menggunakan mode reverse thrust, maka petugas harus memastikan area parkir pesawat bersih sebelum mesin diaktifkan. Hal ini tentunya  menghabiskan waktu dan tenaga lebih banyak dibandingkan proses pushback dengan bantuan pushback tractor, pushback truck, atau pushback tug. 

2. Efek pusaran mesin 

Pertimbangan lainnya pesawat tidak menggunakan mode reverse thrust adalah mesin pesawat yang menyedot udara menciptakan pusaran karena tenaga yang digunakan lebih besar.

Efek dari pusaran mesin pesawat dikhawatirkan bisa menyedot benda-benda masuk yang justru berpotensi merusak mesin.

3. Polusi suara

Mode reverse thrust juga menghasilkan suara kencang, sehingga dikhawatirkan menimbulkan polusi suara yang menganggu penumpang di area bandara.

4. Membutuhkan lebih banyak bahan bakar 

Karena menggunakan tenaga lebih besar, maka mode reverse thrust juga membutuhkan lebih banyak avtur, bahan bakar pesawat. Hal ini tentunya menjadi pertimbangan bagi maskapai penerbangan.

5. Pernah menyebabkan kecelakaan 

Terakhir, ternyata mode reverse thrust pernah menjadi penyebab kecelakaan Lauda Air di Hong Kong pada 26 Mei 1991. Insiden fatal itu menewaskan 223  penumpang dan kru pesawat.

Hasil penyidikan mengungkapkan penyebab jatuhnya pesawat rute  Hong Kong-Austria itu adalah reverse thrust deployment, atau kesalahan sistem dorongan terbalik. 

Lima menit setelah lepas landas, pilot menerima peringatan yang menunjukkan bahwa kegagalan sistem dapat menyebabkan sistem dorongan terbalik pada mesin nomor satu pesawat aktif.

Beberapa menit setelah peringatan itu, mesin dorongan terbalik aktif sehingga membuat pesawat menukik tajam ke kiri dan menewaskan 233 penumpang dan awak di dalamnya.

https://travel.kompas.com/read/2023/02/15/114600327/kenapa-pesawat-tidak-bisa-mundur-sendiri-simak-penjelasannya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pengalaman Berkunjung ke Titik Nol, Lokasi IKN Nusantara

Pengalaman Berkunjung ke Titik Nol, Lokasi IKN Nusantara

Jalan Jalan
Mangli Sky View Magelang: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Mangli Sky View Magelang: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Jalan Jalan
Turis Asing Paling Banyak Kunjungi Kalimantan Timur pada Agustus 2023

Turis Asing Paling Banyak Kunjungi Kalimantan Timur pada Agustus 2023

Travel Update
Persebaran Wisatawan di IKN Belum Merata, Lebih Banyak ke Titik Nol Nusantara

Persebaran Wisatawan di IKN Belum Merata, Lebih Banyak ke Titik Nol Nusantara

Travel Update
Persiapan MotoGP Mandalika 2023 Hampir 100 Persen, Ada Side Event

Persiapan MotoGP Mandalika 2023 Hampir 100 Persen, Ada Side Event

Travel Update
Sabtu Ini, Aneka Lampion Akan Hiasi Langit Malam Pantai Parangtritis

Sabtu Ini, Aneka Lampion Akan Hiasi Langit Malam Pantai Parangtritis

Travel Update
8 Wisata Pantai di Lamongan yang Populer 

8 Wisata Pantai di Lamongan yang Populer 

Jalan Jalan
Dampak MotoGP Mandalika, Lapangan Usaha Meningkat hingga Penuhi Target Kunjungan Wisatawan

Dampak MotoGP Mandalika, Lapangan Usaha Meningkat hingga Penuhi Target Kunjungan Wisatawan

Travel Update
Mayoritas Orang Indonesia Lihat Media Sosial untuk Pilih Tempat Wisata

Mayoritas Orang Indonesia Lihat Media Sosial untuk Pilih Tempat Wisata

Travel Update
Kereta Cepat Whoosh Vs Argo Parahyangan, Cepat Mana Sampai Kota Bandung?

Kereta Cepat Whoosh Vs Argo Parahyangan, Cepat Mana Sampai Kota Bandung?

Travel Update
Tak Ingin Kalah dari Solo, Yogyakarta Angkat Ritual Budaya Merti sebagai Daya Tarik Wisata

Tak Ingin Kalah dari Solo, Yogyakarta Angkat Ritual Budaya Merti sebagai Daya Tarik Wisata

Travel Update
BERITA FOTO: Indahnya Sunset di Pantai Senggigi, Lombok

BERITA FOTO: Indahnya Sunset di Pantai Senggigi, Lombok

Travel Update
Taman Nasional Baluran Sudah Buka, Wajib Bawa Kartu Identitas

Taman Nasional Baluran Sudah Buka, Wajib Bawa Kartu Identitas

Travel Update
Wisata Bahari Lamongan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daftar Wahana

Wisata Bahari Lamongan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daftar Wahana

Jalan Jalan
Kebakaran Padam, Taman Nasional Baluran Buka Lagi 1 Oktober 2023

Kebakaran Padam, Taman Nasional Baluran Buka Lagi 1 Oktober 2023

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke