Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tradisi Isra Miraj di Keraton Kasepuhan Cirebon, Momen Refleksi, Doa Leluhur, dan Berbagi Nasi Bogana

CIREBON, KOMPAS.com – Keraton Kasepuhan Cirebon Jawa Barat menggelar Tradisi Isra Mi'raj pada Sabtu (18/2/2023). Acara berupa pengajian untuk mendoakan orangtua, serta para pendahulu atau leluhur.

Tradisi ini ditutup berbagi berkat, berupa sajian khas yakni nasi bogana yang merupakan makanan sajian sultan pada masa dulu.

Pantauan Kompas.com di lokasi, tradisi ini berlangsung di bangunan Langgar Alit yang berada di sisi kiri kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon.

Keluarga Keraton bersama abdi dalem serta pasukan dan juga warga, duduk bersama di bangunan bersejarah ini.

Mereka bersama menggelar pengajian yang dipimpin ketua atau tokoh agama keraton. Doa juga dipanjatkan untuk orangtua dan pendahulu atau leluhur yang telah lebih dulu menyebarkan agama Islam berbalut kebudayaan dan kearifan lokal di Tanah Cirebon.

Ketua Adat dan Tradisi Keraton Kasepuhan Cirebon Elang Haryanto menyampaikan, tradisi Isra Miraj ini sebelumnya dimulai dengan refleksi momen Isra Miraj.

“Isra Mi'raj adalah perjalanan utama Rasullullah menghadap Yang Maha Kuasa dalam dimensi keimanan. Hasil Isra Mi'raj adalah shalat lima waktu yang menjadi kewajiban tiap umat Islam,” kata Haryanto saat ditemui Kompas.com.

Nasi bogana, wujud rasa syukur kepada Tuhan

Sementara Ratu Raja Alexandra Keraton Kasepuhan Cirebon menyampaikan, tak sekadar refleksi dan pengajian saja, Tradisi Isra Miraj ditutup dengan saling berbagi makanan khas yakni nasi bogana.

Nasi ini diberikan lauk pauk utama berupa ayam, telur, tahu, tempe, dan kentang. Lauk pauk ini dimasak menggunakan bahan rempah hasil bumi oleh para abdi dalem, seperti kunyit dan rempah dapur lainnya yang dicampur parutan kelapa.

Sesuai warna kunyit, lauk pauk di nasi bogana berwarna kuning, wangi, serta gurih berkat parutan kelapa.

Nasi Bogana merupakan simbol syukur makhluk terhadap Pencipta yang telah memberi banyak nikmat.

“Nasi bogana makanan khas sultan, makanan yang artinya ungkapan syukur kepada Allah yang telah memberikan rizqi berupa makanan ala kadarnya. Bumbunya, bumbu rempah, ada kelapanya,” kata Alexandra kepada Kompas.com di lokasi.

Tradisi ratusan tahun silam

Tradisi Isra Mi'raj, sambung Alexandra, bagi keluarga, abdi dalem, pasukan keraton, dan warga sekitar, sudah berlangsung ratusan tahun silam.

Tradisi ini terus dilestarikan untuk menjadi momen merefleksikan diri dari peringatan Isra Miraj, serta juga merekatkan hubungan antara keluarga keraton dengan abdi dalem, juga masyarakat sekitar.

Biasanya, tambah Alxeandra, nasi bogana disajikan dalam bentuk tumpeng seperti syukuran pada umumnya.

Namun karena musim hujan, nasi bogana langsung disediakan dalam bentuk paket untuk memudahkan proses pembagian.

https://travel.kompas.com/read/2023/02/19/200800127/tradisi-isra-miraj-di-keraton-kasepuhan-cirebon-momen-refleksi-doa-leluhur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke