Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Tradisi Makan Bersama Sebelum Ramadhan di Indonesia 

KOMPAS.com - Kurang dari dua minggu, umat Islam akan menyambut datangnya bulan Ramadhan. Selama bulan suci ini, umat Islam akan melaksanakan ibadah puasa, yakni tidak makan dan minum serta menahan hawa nafsu.

Ada berbagai tradisi sebelum puasa di Indonesia yang masih dilestarikan sampai sekarang. Pada umumnya, sebagian masyarakat akan berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara yang diisi dengan kegiatan makan bersama.

Bukan sekadar makan bersama, momentum tersebut digunakan untuk silaturahmi dan bermaaf-maafan sebelum menjalankan ibadah puasa. Tujuannya, agar umat Islam maksimal menjalankan ibadah puasa dengan hati yang bersih.

Tradisi makan bersama sebelum Ramadhan

Berikut beragam tradisi makan bersama sebelum puasa di Indonesia, seperti dihimpun Kompas.com

Tradisi papajar merupakan ritual makan bersama sebelum puasa yang berasal dari Cianjur, Jawa Barat.

Mengutip Tribun Jabar (21/3/2022), tradisi ini dilakukan dengan makan bersama nasi liwet di perkampungan. Uniknya, masyarakat Cianjur juga menggelar makan bersama di tempat wisata.

Biasanya, tradisi ini dilakukan seminggu sebelum Ramadhan. Oleh sebab itu, obyek wisata di Cianjur biasanya ramai pengunjung jelang Ramadhan. Masyarakat Cianjur ramai-ramai datang bersama keluarga mereka untuk melakukan papajar di berbagai obyek wisata.

Meugang adalah tradisi memasak daging sehari sebelum Ramadhan, sebelum Idul Fitri, dan sebelum Idul Adha, seperti dikutip dari Kompas.com (2/4/2022).

Masyarakat Aceh memasak daging secara ramai-ramai, kemudian menyantapnya bersama-sama keluarga. Tak jarang, mereka juga mengundang tetangga, anak yatim, dan fakir miskin untuk bersama-sama menikmati hidangan.

Tradisi ini sudah ada sejak tahun 1907, saat Sultan Iskandar Muda memimpin Kerajaan Aceh Darussalam. Bahkan, meugang telah diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai warisan budaya tak benda sejak 2016.

Tradisi megengan merupakan tradisi menyambut Ramadhan yang berasal dari Jawa Timur. Megengan berasal dari kata megeng dalam bahasa Jawa, yang berarti menahan, seperti dikutip dari Tribun Jatim, (22/3/2022).

Makna tradisi megengan adalah menahan diri dari segala hal yang membatalkan ibadah puasa, seperti lapar, haus, serta hawa nafsu.

Tradisi megengan dilakukan dengan kenduri atau selamatan di masjid atau mushola. Setiap warga membawa makanan yang akan dibagikan.

Makanan khas megengan adalah kue apem. Nama apem berasal dari kata bahasa Arab yakni afwan, yang berarti maaf atau ampunan sebagai simbol permohonan ampun kepada Tuhan YME sebelum Ramadhan.

Malamang adalah tradisi turun temurun Minangkabau, Sumatera Barat. Mengutip Kompas.com (27/3/2022), malamang adalah memasak lamang (makanan tradisional Minangkabau) bersama-sama.

Kemudian, masyakarat Minangkabau memakan lamang bersama keluarga dan sanak saudara. Selain menjelang Ramadhan, malamang juga dilakukan pada hari-hari besar umat Islam lainnya seperti hari raya, kelahiran Nabi Muhammad SAW, peringatan Isra Miraj, dan lainnya.

Tradisi turun temurun ini dapat ditemukan di seluruh Nagari di Sumatera Barat, antara lain Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Padang Pariaman, serta daerah lainnya.

Dalam malamang, warga bergotong royong. Ada warga yang bertugas mencari bambu sebagai tempat adonan ketan, mencari kayu bakar, mempersiapkan bahan masak seperti ketan, daun pisang, santan, dan lainnya.

Tradisi munggahan berasal dari Jawa Barat. Tradisi ini dilakukan dengan cara berkumpul bersama keluarga, saudara, dan tetangga untuk makan bersama dan bermaaf-maafan.

Tradisi munggahan biasanya dilakukan seminggu atau dua minggu sebelum Ramadhan. Tidak lupa, masyarakat Jawa Barat juga memanjatkan doa untuk kelancaran ibadah puasa.

6. Nyadran atau sadranan 

Nyadran atau sadranan merupakan tradisi ziarah ke makam sebelum puasa di kalangan masyarakat Jawa. Pada umumnya, usai ziarah kubur masyarakat akan menggelar kenduri atau selamatan.

Kenduri tersebut diisi dengan membaca doa kemudian dilanjutkan makan bersama.

Berdasarkan informasi dari laman Kapanewon Samigaluh Kabupaten Kulon Progo, rangkaian nyadran meliputi pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan kenduri di masjid atau rumah kepala dukuh.

https://travel.kompas.com/read/2023/03/13/150300127/6-tradisi-makan-bersama-sebelum-ramadhan-di-indonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke