Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Masjid Lautze di Jakarta yang Dibangun Keturunan China

KOMPAS.com - Jika tengah berada di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, kamu bisa menemukan sebuah bangunan empat lantai dengan bercat merah-kuning.

Berada di Jalan Lautze No 87-89, bangunan ini ternyata masjid yang didirikan oleh warga keturunan China.

Bentuknya tidak seperti masjid kebanyakan. Tidak ada kubah atau menara di atasnya.

Desainnya pun mirip bangunan khas China, dilengkapi corak mencolok layaknya kelenteng. 

Didirikan Yayasan Karim Oei

Salah satu pengurus masjid bernama Yusman mengatakan, Masjid Lautze didirikan oleh Yayasan Haji Karim Oei, yang merupakan nama seorang tokoh nasional keturunan China. 

"Sosok pak Karim Oei dikenal sebagai three-in-one, beliau dikenal sebagai pebisnis yang sangat sukses, dikenal juga sebagai pejuang pas jaman penjajahan, serta tokoh agama setelah menjadi mualaf," ujar Yusman kepada Kompas.com, Minggu (26/2/2023).

Bersama Soekarno dan beberapa tokoh lainnya, kata dia, Karim Oei menyumbangkan harga dan tenaganya sebagai pejuang nasionalis sekaligus bergerak dalam keislaman. 

  • Mengunjungi Masjid Angke, Simbol Ragam Budaya yang Berusia 2 Abad
  • Panduan ke Masjid Istiqlal: Jam Buka, Aturan Berkunjung, dan Rute

Saat Haji Karim tutup usia pada 1988, salah seorang anaknya yakni Alim Karim beserta sahabat-sahabatnya mendirikan yayasan untuk mengenang beliau. 

Masjid Lautze pun diresmikan pada tahun 1991 oleh yayasan yang menggunakan nama Karim Oei. Salah satu tokoh yang mewakafkan hartanya untuk masjid ini adalah Presiden ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie. 

"Jadi masjid Lautze didirikan sama beberapa tokoh ormas Islam, ada dari NU, Muhammadiyah, dan lain-lain, mereka sepakat mendirikan mendirikan yayasan Karim Oei dan membangun masjid ini," terangnya.

Selain sebagai pemimpin Muhammadiyah saat itu, kata Yusman, Karim Oei juga mewariskan sejumlah peninggalan.

Di antaranya menjadi bendahara saat awal pembangunan Masjid Istiqlal dan pendiri Kampus YARSI di Cempaka Putih. 

Menyebarkan pembauran dan dakwah ke warga China

Lebih lanjut, Yusman menjelaskan, pendirian yayasan di kawasan pecinan tersebut salah satunya untuk menyampaikan dakwah ke warga keturunan China.

"Tujuannya ingin menyampaikan informasi Islam, utamanya kepada saudara kita dari kalangan Tionghoa, jadi dipilihlah lingkungannya di pecinan ini," ujar dia. 

Maka dari itu, diharapkan Masjid Lautze dapat memudahkan warga China yang ingin mengetahui tentang Islam, menggali lebih dalam soal Islam, atau bahkan yang sudah berniat memeluk agama ini. 

Selain itu, kata dia, tujuan lainnya adalah untuk menuntaskan masalah pembauran, khususnya antara warga pribumi dan non-pribumi serta antar-etnis dan agama. 

"Keberadaan Karim Oei ini dalam rangka memberikan sumbangsih kepada bangsa Indonesia untuk menuntaskan masalah pembauran. Pembauran di Indonesia masih agak sensitif, membedakan pribumi dan non -ribumi, masih jaga jarak," terang Yusman. 

Oleh karena itu, tokoh-tokoh ormas Islam tadi mendirikan yayasan Kaim Oei dengan tujuan menjembatani perbedaan, agar masyarakat bisa saling membaur. 

Apalagi, Yusman mengungkapkan bahwa banyak warga China mualaf yang berasal dari lingkungan dan keluarga dengan perbedaan agama serta budaya yang tinggi. 

"Dalam keluarga mereka itu biasanya berbeda-beda ada yang Islam, Buddha, Konghucu, nah bagaimana mereka bisa rukun dan bertoleransi, bagaimana kita meramunya, bagaimana bisa hidup berdampingan," tutur dia. 

Makna bangunan Masjid Lautze yang unik

Dari luar, perpaduan warna merah, kuning, dan hijau nampak kental di Masjid Lautze. Saat masuk, desain pintu dan warna-warnanya juga didominasi warna merah. 

Usai melewati pintu, pengunjung akan menemui mimbar yang jadi satu dengan ruang utama. Nuansa warna hijau, kuning, dan merah lagi-lagi menyambut mata. 

Yusman mengatakan, warna masjid memang mirip dengan wihara, selain karena berbeda tujuannya juga agar terdapat kedekatan sehingga para mualaf China tidak merasa canggung. 

"Masjid di Indonesia kan gayanya umumnya timur tengah, jadi biar beda, bagaimana kita membungkusnya biar beda, warnanya mungkin agak mencolok ya, khas merah dan kuning. Enggak apa-apa biar pada datang," ujarnya sambil tertawa. 

Adapun sejumlah kaligrafi bertuliskan huruf Arab dan tulisan Mandarin berjejer rapi di dinding masjid. Menurut Yusman, kaligrafi tersebut asli dari Negeri Tirai Bambu. 

  • Kisah di Balik Terowongan Silaturahmi, Penghubung Masjid Istiqlal dan Katedral
  • 10 Masjid Rancangan Ridwan Kamil Selain Al Jabbar

Bangunan ini terdiri dari empat lantai, dengan ruang pertama merupakan tempat ibadah untuk laki-laki.

Naik ke lantai dua, ada ruang ibadah perempuan lengkap dengan toilet dan tempat wudhu. 

Sementara itu, lantai tiga adalah kantor pengurus, dan lantai empat adalah aula pertemuan sekaligus ruang belajar. 

Tak hanya bangunan yang unik, pemilihan nama Lautze juga memiliki alasan kedekatan terhadap warga China mualaf. 

Selain karena berlokasi di Jalan Lautze dan kawasan pecinan, Yusman menyebut para pendiri yayasan ingin agar warga China tidak merasa canggung saat berkunjung. 

"Biasanya masjid pakai bahasa Arab, tapi kita pakai nama mandarin. Sehingga kita juga tampilnya dengan suasana di China sana, agar mereka enggak merasa canggung dan familiar," terang Yusman. 

Lebih lanjut, katanya, Masjid Lautze juga sangat terbuka bagi pengunjung non-muslim yang sekadar ingin diskusi atau berbagi tentang agama. 

Bahkan, tak sedikit pengunjung dari luar negeri yang sengaja datang untuk berdiskusi soal pembauran.

Fakta bahwa Masjid Lautze berada di tengah kawasan pecinan namun bisa menjembatani perdamaian, disebut menjadi hal yang unik. 

"Dari penelitian mahasiswa, Alhamdulillah hasilnya cukup baik. Baik dari warga sekitar yang diwawancara, maupun tempat ibadah, tokoh agama, pemerintahan, semua menyambut baik keberadaan Masjid Lautze ini," kata Yusman. 

Bagi yang ingin berkunjung, Masjid Lautze berlokasi di Jalan Lautze Nomor 87-89, Kecamatan Sawah Besar. Masjid ini hanya buka saat jam kerja, yaitu dari Senin-Jumat pukul 08.00-17.00 WIB.

https://travel.kompas.com/read/2023/03/16/092026827/sejarah-masjid-lautze-di-jakarta-yang-dibangun-keturunan-china

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Awas Bisa Dipidana, Ini 18 Larangan dan Sanksi pada Pendakian Gunung Prau via Dieng

Awas Bisa Dipidana, Ini 18 Larangan dan Sanksi pada Pendakian Gunung Prau via Dieng

Travel Update
AP I Layani 6,2 Juta Penumpang pada Mei 2023, Tertinggi sejak Pandemi

AP I Layani 6,2 Juta Penumpang pada Mei 2023, Tertinggi sejak Pandemi

Travel Update
3 Spot Diving di Biak Numfor Papua, Bisa Lihat Bangkai Pesawat

3 Spot Diving di Biak Numfor Papua, Bisa Lihat Bangkai Pesawat

Jalan Jalan
Mengenal Danau Ranau, Lokasi Sport Tourism di Sumatera Selatan

Mengenal Danau Ranau, Lokasi Sport Tourism di Sumatera Selatan

Jalan Jalan
Dikunjungi Jokowi, Ketahui 5 Fakta Pasar Chow Kit di Malaysia

Dikunjungi Jokowi, Ketahui 5 Fakta Pasar Chow Kit di Malaysia

Jalan Jalan
Ada Balap Sepeda Sambil Nikmati Danau Ranau di Sumatera Selatan

Ada Balap Sepeda Sambil Nikmati Danau Ranau di Sumatera Selatan

Travel Update
Harga Tiket Pesawat ke Yogyakarta dari Jakarta PP per Juni 2023

Harga Tiket Pesawat ke Yogyakarta dari Jakarta PP per Juni 2023

Travel Update
Batik Air Terbang Langsung dari Kualanamu ke Chennai per Agustus 2023

Batik Air Terbang Langsung dari Kualanamu ke Chennai per Agustus 2023

Travel Update
3 Tips ke Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Cari Tahu Sebelum Beli

3 Tips ke Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Cari Tahu Sebelum Beli

Travel Tips
7 Wisata di Kabupaten Bandung yang Populer, Bisa untuk Liburan Sekolah

7 Wisata di Kabupaten Bandung yang Populer, Bisa untuk Liburan Sekolah

Jalan Jalan
5 Aktivitas di GWN Expo 2023, Bisa Cari Info Wisata dan Bikin Paspor

5 Aktivitas di GWN Expo 2023, Bisa Cari Info Wisata dan Bikin Paspor

Travel Tips
Syarat Masuk ke Korea Selatan Terbaru, Tetap Wajib Isi Q-Code

Syarat Masuk ke Korea Selatan Terbaru, Tetap Wajib Isi Q-Code

Travel Update
Itinerary Seharian di Pangandaran, Bisa Jelajah Pantai dan Sungai 

Itinerary Seharian di Pangandaran, Bisa Jelajah Pantai dan Sungai 

Itinerary
Aturan Baru Turis Asing di Bali, Ada 8 Larangan

Aturan Baru Turis Asing di Bali, Ada 8 Larangan

Travel Update
16 Tempat Wisata di Maluku Barat Daya, Ada Gunung di Tengah Sabana

16 Tempat Wisata di Maluku Barat Daya, Ada Gunung di Tengah Sabana

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke