Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lindungi Bali dari Ancaman "Overtourism"

Tak hanya itu, sepak terjang turis juga disorot karena banyak warga negara asing (WNA) yang memanfaatkan Bali untuk menjalankan usaha, seperti spa dan tempat latihan sepeda motor.

Ada sebuah kampung di Ubud, Kabupaten Gianyar, yang seolah-olah menjadi tempat eksklusif bagi WNA dari negara tertentu. Tempatnya tertutup di antara wisatawan, dan tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalam tembok lingkungan yang mereka bangun.

Fenomena Overtourism

Jika melihat apa yang terjadi di Bali saat ini, semua gejala negatif itu mengarah kepada fenomena overtourism. Overtourism terjadi ketika jumlah wisatawan yang datang ke suatu tempat melebihi kapasitas maksimum tempat tersebut.

Beberapa gejala overtourism yang mulai terlihat di Bali di antaranya adalah: pertama, membludaknya kunjungan wisatawan dan mereka senang berkumpul di suatu tempat sehingga mengakibatkan antrean panjang, kemacetan lalu lintas, dan kerumunan yang berpotensi menimbulkan risiko keamanan.

Kedua, kesenjangan sosial kian melebar. Overtourism akan meningkatkan kesenjangan sosial antara wisatawan dan masyarakat lokal. Wisatawan asing mampu membayar lebih mahal, sehingga mereka memiliki akses ke fasilitas yang lebih baik, sedangkan masyarakat lokal yang lebih miskin mungkin akan terpinggirkan.

Kondisi itu membuat wisatawan akan merasa superior dan berbuat semena-mena pada masyarakat lokal.

Ketiga, kebisingan yang berlebihan di tempat-tempat umum bisa mengganggu kenyamanan masyarakat lokal. Ditambah banyak turis yang datang tak mengindahkan budaya lokal yang dapat mengakibatkan cultural losses seperti hilangnya tradisi dan nilai-nilai budaya asli.

Dalam konteks Bali, persoalan turis mancanegara dan dampak ikutan overtourism menjadi masalah yang semakin meruncing dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah wisatawan yang datang ke Bali memang terus meningkat dari tahun ke tahun, melebihi kapasitas daya dukung yang ada.

Hal itu berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan, kemacetan lalu lintas, masalah kebersihan, dan masalah sosial di masyarakat setempat.

Dinas Pariwisata Bali menyatakan, overtourism di Bali terjadi karena kurangnya perencanaan dan pengaturan di sektor pariwisata.

Banyak pakar dan praktisi pariwisata dunia juga ikut menyoroti masalah overtourism di Bali. Dr Eke Eijgelaar, akademisi di bidang pariwisata dan keberlanjutan dari Wageningen University and Research mengatakan, overtourism di Bali terjadi karena kurangnya regulasi yang efektif dan pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan.

Studi empiris yang dilakukan Institut Pariwisata dan Perjalanan Wisata dari Universitas George Washington menyebutkan, overtourism di Bali dapat mengancam keberlangsungan pariwisata Bali dan menyebabkan dampak ekonomi yang signifikan pada masyarakat Bali.

Terkait keamanan pariwisata, Profesor Peter Mason, ahli pariwisata dari Australia, memperingatkan bahwa pengalaman pariwisata yang buruk dapat memengaruhi citra Bali sebagai tujuan wisata yang aman dan ramah. Karena itu, dia menekankan pentingnya meningkatkan keamanan di Bali dengan mengurangi tindakan kejahatan dan tindakan yang merugikan lingkungan.

Berbagai ketidaknyamanan dan ketidakamanan dapat mengancam destinasi pariwisata karena adanya peningkatan kejahatan, risiko kerusakan lingkungan, dan risiko kesehatan. Keamanan dan perlindungan bagi wisatawan dan masyarakat lokal di Bali sangat penting untuk menjaga kelangsungan pariwisata Bali.

Pendekatan Partisipatif

Pemerintah dan industri pariwisata dapat bekerja sama untuk meningkatkan keamanan dan menjaga kelestarian lingkungan. Sangat penting untuk memperhatikan kebutuhan dan kepentingan masyarakat lokal dalam mengelola pariwisata. Dalam hal ini, pemerintah dan industri pariwisata dapat mengadopsi pendekatan partisipatif dalam pengelolaan pariwisata di Bali yang melibatkan masyarakat lokal.

Selain itu, ekosistem pariwisata dapat mengadopsi pariwisata berkelanjutan dan mengurangi jumlah wisatawan di tempat-tempat yang rentan terhadap overtourism. Mungkin sudah saatnya pariwisata tidak hanya mengejar kuantitas jumlah kunjungan dan keuntungan secara ekonomi semata, tetapi juga perlu fokus pada kualitas berwisata dan keberlanjutan tatanan sosial masyarakat lokal.

Overtourism di Bali memang menjadi masalah yang kompleks dan membutuhkan solusi yang holistik, mulai dari pengaturan dan regulasi yang lebih ketat, hingga pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan dan melibatkan masyarakat setempat.

Tak kalah penting, perlu pendekatan berkelanjutan dan partisipatif dalam pengelolaan pariwisata di Bali. Sudah saatnya Bali dan seluruh kawasan wisata di Indonesia menaruh perhatian lebih pada kesejahteraan masyarakat lokal serta meningkatkan manfaat bagi industri pariwisata secara keseluruhan.

https://travel.kompas.com/read/2023/03/23/090154327/lindungi-bali-dari-ancaman-overtourism

Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke