Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Istirahat Sejenak di Masjid Cheng Ho Pandaan, Perpaduan 3 Budaya

PANDAAN, KOMPAS.com - Jika melewati jalur Malang-Surabaya tanpa tol bisa menjumpai beberapa destinasi menarik, salah satunya Masjid Muhammad Cheng Hoo. 

Lokasi masjid unik ini tepatnya berada di Jalan Raya Kasri No.18, Petung Sari, Petungasri, Kecamatan Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur. 

Keunikan masjid adalah pada bentuk bangunan dengan perpaduan beberapa budaya, termasuk China, Jawa, dan Arab. 

  • Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya, Wujud Akulturasi Arab dan Tionghoa
  • Seharian Berkunjung ke 4 Masjid Tionghoa di Jakarta

Masjid ini menjadi simbol akulturasi budaya Arab dan China sekaligus lambang toleransi umat beragama di Kota Pasuruan.

"Dulu itu kan Konghucu dijadikan agama resmi. Nah, untuk tanda toleransinya didirikan masjid bernuansa China juga, untuk simbol persatuan antar umat beragama," kata Sekretariat Masjid Cheng Hoo Pandaan Abdul Hayyi, kepada Kompas.com, Selasa (18/4/2023). 

Ia menjelaskan, Masjid Cheng Hoo Pandaan dibangun oleh Bupati Pasuruan kala itu, Jusbakir Al-Jufri, pada 2004 dengan berkonsultasi pada komunitas Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI). Kemudian, masjid diresmikan pada tahun 2008.

"Pas 2004 sepulang dari kunjungan ke China, dia lihat masjid kuno, akhirnya pas pulang beliau pengen juga membuat masjid yang nuansanya sama kaya di sana," imbuh dia. 

Mengagumi arsitektur Masjid Cheng Ho Pandaan

Selasa (18/4/2023) pagi, Kompas.com sempat masuk dan mengagumi konstruksi bangunan masjid yang menyerupai bangunan pagoda khas China ini.

Hayyi menyampaikan, terdapat perpaduan arsitektur dan warna bangunan China yang kental pada bangunan masjid.

Struktur bangunannya memang terlihat memadukan tiga budaya berbeda, yakni Tionghoa, Timur Tengah (Arab), dan Jawa.

"Bangunan utama masjid punya bentuk atap bersusun seperti pagoda khas Tionghoa. Warna merah dan kuning juga khas China," tutur Hayyi. 

Warna merah mendominasi masjid ini. Mulai dari tiang, tembok, dinding, karpet, hingga adanya beberapa lampion yang menjadi ciri khas warga Tionghoa.

Sementara itu, warna kuning juga menghiasi pilar, dinding, ukiran, dan beberapa ornamen lain. 

Tak hanya dua warna yang melekat dengan bangunan pagoda atau klenteng, warna hijau yang erat dengan islam pun turut menghiasi masjid. 

Di bagian depan pintu masuk, terdapat tulisan Masjid Muhammad Cheng Hoo yang dilengkapi dengan tulisan huruf China. 

Warna-warna cerah tersebut sangat memanjakan mata. Membuat masjid ini nyaman untuk tempat beristirahat, beribadah, maupun berfoto. 

Tak hanya para pengunjung yang memang sejak awal niat ingin mampir ke masjid ini, namun banyak wisatawan yang melakukan perjalanan ke daerah Tretes, Prigen, Surabaya, ataupun Malang juga ikut singgah. 

"Selain simbol toleransi, juga untuk mendukung tempat peristirahatan wisatawan dan pemudik. Sekarang pengunjungnya pada ke sini semua," terang Hayyi. 

Apalagi, kata dia, Masjid Cheng Hoo Pandaan berada di lokasi yang strategis, yaitu berada di segitiga emas antara Malang, Surabaya, Tretes, dan Trawas yang diisi berbagai destinasi wisata. 

Tak hanya itu, fasilitas dan sarana prasana dikatakan terus ditambah. Sehingga, banyak pengunjung yang mampir untuk beristirahat, beribadah, hingga berwisata religi. 

"Karena ada pasar buah juga dekat sini. Jadi habis shalat, bisa belanja, ada museum juga," ujarnya. 

Masjid ini juga memiliki fasilitas yang bisa dipergunakan pengunjung. Terdiri dari dua lantai, lantai bawah digunakan untuk ruang pertemuan atau aula untuk berbagai kegiatan dan tempat beristirahat. 

Sementara itu, lantai atas dikhususkan untuk beribadah dengan dilengkapi beberapa fasilitas seperti AC, mukena, dan al-qur'an. 

Adapun dari pantauan Kompas.com, Selasa (18/4/2023) beberapa hari jelang mudik Lebaran, belum nampak banyak wisatawan yang berkunjung. Hanya terdapat segelintir orang memotret bangunan dan juga beribadah di masjid.

Hayyi menuturkan bahwa Masjid Muhammad Cheng Hoo Pandaan bukan didirikan oleh Laksamana Cheng Ho, pelaut dan penjelajah Muslim asal China yang terkenal. 

Masjid ini diberikan nama Cheng Ho sebagai inspirasi sosok panglima Musim yang memiliki toleransi yang tinggi. 

"Enggak ada kaitannya (secara langsung) sama Laksamana Cheng Ho. Namanya diambil karena beliau ini panglima Muslim yang toleran. Sebab anak buahnya juga bukan orang Muslim saja," jelas Hayyi. 

Selain itu, ketaatan dan kesolehan beliau juga bisa menjadi cerminan untuk dicontoh para masyarakat. 

https://travel.kompas.com/read/2023/04/25/131200427/istirahat-sejenak-di-masjid-cheng-ho-pandaan-perpaduan-3-budaya

Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke