Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menjelajahi Goa Gong di Pacitan, Takjub Lihat Warna-warni Cantik

KOMPAS.com - Berkunjung ke Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, kurang lengkap rasanya jika belum mampir ke Goa Gong.

Goa ini menjadi primadona bagi masyarakat Pacitan, sekaligus sebagai destinasi wisata populer di daerah yang dijuluki dengan Kota 1001 Goa.

  • Goa Gong Pacitan Terkini: Daya Tarik, Jam Buka, Harga Tiket, Fasilitas
  • Museum Song Terus Pacitan: Jam Buka, Tiket Masuk, dan Fasilitas

Sebab, Pacitan tidak hanya dikenal akan pantai-pantai yang eksotik dan menarik, di daerah ini banyak juga ditemukan goa yang indah.

Seperti Goa Gong yang dikunjungi Kompas.com pada Minggu (16/4/2023) siang. Meski sedang bulan puasa dan cuaca cukup terik, kawasan Goa Gong nampak cukup ramai dikunjungi wisatawan.

Tiba di kawasan Wisata Goa Gong, Tim Merapah Trans-Jawa Lintas Selatan 2023 memutuskan naik ojek untuk menuju pintu masuk goa, demi menghemat energi akibat cuaca terik.

Harga sewa ojeknya Rp 5.000 per orang. Namun, jika tidak menggunakan ojek, kamu bisa berjalan kaki menanjak sekitar 800 meter untuk ke pintu masuk.

Sebelum masuk goa, kami membayar tiket masuk Rp 20.000 per orang untuk dewasa.

Tidak lama, akan terlihat tulisan besar "Selamat Datang Goa Gong" yang menjadi latar berfoto para wisatawan. Tepat di samping tulisan tersebut, terdapat tangga pintu masuk Goa Gong.

Sebelum memulai perjalanan, tim Kompas.com bertemu Tini, pemandu wisata lokal Goa Gong yang akan mendampingi saat susur goa.

Dari depan, rombongan melewati jembatan yang menghubungkan pintu masuk hingga ke mulut goa. Sekitar 5-10 menit berjalan kaki, kami pun tiba di depan mulut goa.

Sebelum masuk, cukup ramai pedagang yang menawarkan penyewaan senter dan jasa foto di pintu masuk. Kami memutuskan menyewa senter seharga mulai Rp 5.000 per buah.

"Proses terjadinya goa (Gong) dari satu setengah juta tahun lalu. Terjadinya dari dasaran kering laut yang terangkat," ujar perempuan yang sudah jadi pemandu sejak puluhan tahun lalu ini.

Tim Kompas.com menyusuri jalanan goa dengan bantuan penerangan dari senter.

Namun, sebenarnya tanpa senter pun bebatuan di dalam Goa Gong terlihat cukup jelas.

Sebab, goa ini cukup terang dari adanya penerangan lampu-lampu dengan cahaya warna-warni, mulai dari merah, kuning, hijau, biru, hingga ungu.

  • Daftar Bus Jakarta-Pacitan beserta Harga Tiket dan Kelasnya
  • Rute ke Sentono Gentong, Satu Tempat Terbaik Melihat Keindahan Pacitan

Fungsi lampu tersebut adalah untuk menerangi batu-batu dan formasi stalaktit serta stalagmit agar terlihat lebih jelas dan ciamik.

Lampu-lampu ini jugalah yang membuat Goa Gong menjadi unik dan Instagramable untuk berfoto.

Beberapa wisatawan ada yang terlihat berhenti untuk mengabadikan gambar.

Sebagai informasi, terdapat kipas besar di beberapa sudut goa. Oleh karena itu, wisatawan tak perlu merasa terlalu panas atau kegerahan saat menyusuri goa.

Tak hanya itu, sepanjang perjalanan, goa ini sudah dilengkapi fasilitas jalanan khusus, tangga, dan pagar.

Sehingga, alas kaki relatif tidak akan kotor terkena tanah becek, meski permukaannya tetap agak licin dan wisatawan harus berhati-hati.

Takjub melihat keindahan goa dan sendang

Kepada rombongan, Tini menceritakan beberapa kisah soal nama stalaktit dan stalagmit di dalam goa.

"Ini ada namanya masing-masing, ada Selo Bantaran Angin, Selo Pakuan Bomo, Selo Dudur Langit," kata dia.

Selain stalaktit dan stalagmit, kata Tini, terdapat juga batuan marmer dan kristal yang mengeluarkan cahaya.

Ia menjelaskan, Goa Gong Pacitan memiliki tujuh ruangan dan lima sendang, atau telaga yang masih berisi air maupun sudah kering.

"Ada lima mata air di sini. Di antaranya Sendang Relung Nisto, Sendang Panguripan, Sendang Relung Jiwo, dan lain-lain" kata Tini.

Pada ruangan ketiga, ada perpaduan stalaktit dan stalagmit yang sangat indah.

Bebatuan lancip yang berdiri kokoh baik di atas, dinding goa, maupun di bawah mengundang decak kagum. 

"Ini namanya Selo Dudur Langit. Selo itu artinya batu, dudur itu penyangga, jadi penyangga langit-langit bumi," jelas dia.

Selanjutnya, tim Kompas.com juga melihat pemandangan batu-batu marmer dan kristal yang berwarna putih cantik.

Pada ruangan terakhir, wisatawan bisa melihat inti dari nama Goa Gong, yaitu batu yang berbunyi seperti gong jika dipukul.

"Tapi enggak boleh dipegang ya sebenarnya, Kalau sering dipegang nanti batunya sakit, jadi menghitam. Apalagi batu-batu ini masih tumbuh, 1 cm per 10 tahun," pesan Tini.

  • 7 Mal Luas dan Mewah di Jawa Timur, Ada yang Terbesar di Indonesia
  • 4 Desa di Jawa Timur Ikut Program Pemberdayaan Desa Wisata

Usai menyaksikan keajaiban batu bersuara gong, beristirahat sejenak, dan berfoto-foto, kami kembali menaiki tangga hingga keluar di mulut goa.

Adapun rute masuk dan rute keluar Goa Gong adalah satu jalan yang sama.

Perjalanan menjelajahi goa hingga selesai diperkirakan sekitar 500 meter dengan waktu tempuh 45 menit hingga satu jam.

Setelah keluar dari goa, wisatawan akan diarahkan melewati beberapa toko suvenir yang menjual koleksi baju hingga aksesoris cantik yang beberapa berasal dari batuan.

Harganya mulai Rp 10.000 hingga Rp 150.000. 

Namun, sebaiknya memakai jasa pemandu agar bisa memperoleh informasi yang detail dan akurat terkait goa ini. 

Jasa pemandu tidak dipatok biaya tertentu, wisatawan bisa membayar seikhlasnya. Sementara, bagi yang ingin menyewa senter biayanya mulai Rp 5.000.

Goa Gong berlokasi di Dusun Pule, Desa Bomo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Jam operasional tempat wisata ini adalah setiap hari, mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

https://travel.kompas.com/read/2023/05/03/121400727/menjelajahi-goa-gong-di-pacitan-takjub-lihat-warna-warni-cantik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke