Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengalaman ke Benteng Pendem Cilacap, Lihat Bangunan Unik Peninggalan Belanda

KOMPAS.com - Saat berkunjung ke Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, jangan lupa mampir ke salah satu destinasi wisata yang populer di sana yaitu Benteng Pendem. 

Benteng yang memiliki nama awal Kustbatterij op de Landtong te Tjilatjap ini merupakan benteng pertahanan peninggalan pemerintah Hindia Belanda, yang terletak di tepi pantai Cilacap. 

Daya tarik Benteng Pendem adalah karena bangunannya yang sudah berusia sangat tua, dibangun sejak 1861 dan selesai tahun 1879, namun masih berdiri kokoh. 

Benteng Pendem Cilacap beralamat di Jalan Benteng, Sentolokawat, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.

Jam bukanya adalah setiap hari, mulai pukul 06.30 hingga 16.30 WIB. Harga tiket masuk mulai Rp 7.500 per orang, baik anak-anak maupun dewasa. 

Mengunjungi Benteng Pendem Cilacap

Penasaran dengan wujud benteng, Kompas.com memutuskan mengunjungi bangunan bersejarah ini pada Jumat (14/4/2023) lalu. 

Pagi hari, obyek wisata unggulan Kabupaten Cilacap itu nampak sepi oleh pengunjung.. Selain karena hari kerja, kemungkinan besar karena saat itu adalah bulan puasa dan belum memasuki waktu liburan. 

Sekitar pukul 10.00 WIB, Tim Merapah Trans-Jawa Lintas Selatan 2023 mulai memasuki bangunan yang sudah menjadi cagar budaya tersebut. Tiket masuknya adalah Rp 7.500 per orang. 

Dari pintu masuk, pengunjung akan menemukan parit yang masih berisi air kehijauan.

Benteng Pendem sendiri belum dapat dilihat secara langsung. Maklum, luas kawasan ini adalah sekitar 10,5 hektar, sehingga kesan luasnya sangat terasa. 

Dari parit, berjalan menuju ke sebelah kanan dan akan terlihat tulisan besar "Loka Wisata Benteng Pendem Kabupaten Cilacap".

Kemudian, Kompas.com melewati gerbang berbentuk layaknya dinosaurus. 

  • 15 Wisata Cilacap Instagramable yang Wajib Dikunjungi 
  • Havana Hills, Wisata Baru di Cilacap Berkonsep Outdoor untuk Keluarga

Selanjutnya, baru akan terlihat beberapa plang penunjuk arah yang menginformasikan ruangan-ruangan di area benteng.

Beberapa tulisan yang tertera seperti Ruang Barak, Benteng Pertahanan, Ruang Klinik, Ruang Penjara, hingga Ruang Senjata. 

Ruang Barak menjadi tempat pertama yang akan ditemui pengunjung.

Bangunan berwarna putih ini memanjang dengan pintu-pintu dan jendela yang berbentuk rapi. 

Ruang Barak atau tempat menginap para tentara Belanda zaman dahulu ini terlihat estetis.

Spot ruang barak memang sering juga menjadi latar berfoto para pengunjung dan diunggah di media sosial. 

Usai melihat-lihat, Kompas.com melanjutkan perjalanan menuju ruangan berikutnya.

Di tengah perjalanan, terdapat beberapa rusa yang melongokkan kepala mereka dari balik bukit. Rupanya, sejumlah rusa memang dilepas dan bisa dilihat langsung di kawasan benteng. 

Saat menuju bagian tengah benteng, terdapat beberapa alat permainan seperti perosotan dan ayunan di bagian tengah. Sementara itu, sejumlah ruangan benteng nampak tersebar di beberapa titik. 

Kompas.com menelusuri satu demi satu ruangan. Mulai dari Ruang Penjara, Ruang Klinik, Gudang Senjata, hingga Ruang Akomodasi. 

Tiap ruangan bisa dimasuki, meski tidak ada perbedaan berarti dari masing-masing ruang.

Sebab, tentu saja, isinya sudah lama ditinggalkan dan pengelola nampaknya juga sengaja membiarkan tampilan benteng apa adanya. 

Saat memasuki ruang-ruang yang ada, hawanya langsung terasa dingin dan lembap. Tiap ruangan juga tidak diberi penerangan, sehingga hanya akan terlihat dinding bangunan yang sebagiannya sudah dilapisi lumut. 

Adapun bahan baku yang dominan digunakan adalah bata merah. Di setiap ruangan Benteng Pendem Cilacap memiliki bentuk pintu dan jendela yang agak melengkung, tidak banyak variasi.

Sementara itu, pada bagian atas bangunan sebagian besarnya sudah ditimbun dengan tanah dan ditumbuhi tanaman.

Tak lama, Kompas.com menuju area lain di belakang bagian tengah benteng. Ternyata, kawasan Benteng Pendem Cilacap memang sangat luas dan sebenarnya tidak terlalu beraturan.

Oleh karena itu, ada banyak sekali tempat yang terlihat maupun tersembunyi yang bisa pengunjung eksplor. 

Selama berkeliling, ditemukan beberapa tempat lain seperti sumur, benteng pertahanan, Ruang Amunisi, parit, sampai kembali ke area tengah. 

Dari pengalaman Kompas.com, pengunjung akan menghabiskan waktu sekitar satu sampai dua jam untuk mengelilingi seluruh area Benteng Pendem Cilacap.

Estimasi waktu ini mungkin akan lebih lama jika pengunjung mampir sambil membuat konten. 

Sekitar pukul 11.15 WIB, saatnya mengakhiri perjalanan keliling Benteng Pendem Cilacap. Pengunjung bisa memilih untuk menyelesaikan perjalanan dari mana saja. 

Kompas.com pun menaiki jembatan bercorak merah putih yang menghubungkan salah satu bagian benteng dengan area di seberangnya. Jembatan itu berada di atas kolam atau parit berisi air hijau. 

Selama berkeliling, Kompas.com hanya menemukan tidak lebih dari lima pengunjung. Beberapa warung makanan juga tidak terlihat buka pada hari itu. 

Saat kembali menuju gerbang, nampak dua toko suvenir di deretan toko yang buka, terlihat sebagian besarnya menjual aksesoris dan barang khas Cilacap. 

Kendati sepi dan tidak ditemani pemandu wisata, pengalaman berkeliling Benteng Pendem Cilacap yang masih kuat dan kokoh setelah ditinggal ratusan tahun, meninggalkan kesan tersendiri. 

https://travel.kompas.com/read/2023/05/04/063125027/pengalaman-ke-benteng-pendem-cilacap-lihat-bangunan-unik-peninggalan-belanda

Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke