Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Fakta Candi Muaro Jambi, Bentuknya Unik dan Terbuat dari Bata Merah

KOMPAS.com - Provinsi Jambi memiliki situs purbakala yang menjadi bukti penyebaran agama Buddha yaitu kompleks Candi Muaro Jambi. Lokasinya di tepi Sungai Batang Hari atau sekitar 26 kilometer (km) arah timur Kota Jambi.

"Sejarah Candi Muaro Jambi diperkirakan berasal dari abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi," demikian bunyi keterangan dari laman resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, dikutip Rabu (24/5/2023).

  • 6 Wisata di Jambi yang Terkenal, Ada Danau Sebening Kaca
  • Geopark Merangin, Situs Wisata Peninggalan Zaman Purba di Jambi

Selain menjadi situs purbakala, Candi Muaro Jambi juga memiliki berbagai macam fakta yang menarik. Berikut beberapa di antaranya:

Dilansir dari laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), kompleks Candi Muaro Jambi disebut sebagai kawasan candi Buddha terluas di Asia Tenggara.

Diperkirakan luasnya 12 kali lipat dari Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Saking luasnya, candi-candi lain dekat Candi Muaro Jambi memiliki jarak yang cukup jauh satu sama lain.

Bahkan, keberadaan candinya sampai tersebar di beberapa area perkebunan, perkampungan, dan pabrik yang berada di sekitar tempat tersebut.

Terdapat sekitar  80 reruntuhan candi di kompleks Candi Muaro Jambi. Dari 80 reruntuhan candi yang sudah diketahui masyarakat tersebut, baru sebagian kecil yang sudah dipugar, dikutip dari situs web resmi Pemerintah Provinsi Jambi.

Sejumlah candi yang sudah bisa dikunjungi wisatawan, antara lain Candi Vando Astano, Candi Gumpung, Candi Tinggi, Candi Kembar Batu, Candi Gedong 1, Candi Gedong 2, dan kolam Talaga Rajo.

Ada juga kanal-kanal tua yang mengelilingi kawasan ini.

Bangunan Candi Muaro Jambi memiliki beberapa keunikan dibanding candi-candi yang tersebar di Pulau Jawa.

Adapun bahan yang digunakan untuk membangun candi bukan berasal dari batu kali atau batu alam seperti yang biasa dijumpai di candi lain, melainkan dari batu bata merah. Dari setiap batunya terpahat relief.

Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) DPD Jambi, Duma mengatakan, candi ini juga memiliki banyak kesamaan dengan candi Buddha yang ada di Bangladesh. Kesamaan itu dilihat dari batu bangunan yang digunakan serta bentuknya secara keseluruhan.

"Candi ini mirip dengan candi yang ada di Bangladesh," kata Duma kepada Kompas.com, Jumat (19/5/2023).

Selain itu, bila arsitekturnya dilihat lebih saksama, candi-candi di kawasan ini didominasi oleh corak khas peninggalan sejarah Buddha Tantrayana.

Kendati demikian, tetap ada beberapa bangunan candi yang memiliki sentuhan ajaran Hindu.

Di Kompleks Candi Muaro Jambi, terdapat bangunan berupa gundukan tanah yang menyerupai bukit yang diduga hasil buatan manusia zaman dahulu. Gundukan tersebut dinamai Bukit Sengalo atau Bukit Perak.

Jika ingin ke bukit ini, pengunjung harus berhati-hati karena bahan dasarnya dari bata merah yang mudah rusak.

Selain itu, di tempat tersebut juga ditemukan barang-barang peninggalan masa lalu, di antaranya Arca Umpak Batu, lesung batu, gong perunggu, dan mantra Buddha yang ditulis di kertas emas.

Sejak tahun 2003 telah diadakan Festival Candi Muaro Jambi dengan mengusung atraksi budaya dan wisata berbasis kearifan lokal.

Umumnya perhelatan tersebut menampilkan aneka kesenian khas Muaro Jambi dan bazar UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).

Adapun salah satu tujuan diadakannya festival tersebut adalah untuk menjadikannya perhelatan kelas dunia.

https://travel.kompas.com/read/2023/05/25/171022227/5-fakta-candi-muaro-jambi-bentuknya-unik-dan-terbuat-dari-bata-merah

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pelaku UMKM Dilatih Bangun Tren Baru untuk Wisatawan di Labuan Bajo

Pelaku UMKM Dilatih Bangun Tren Baru untuk Wisatawan di Labuan Bajo

Travel Update
Maharani Zoo dan Goa Lamongan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Maharani Zoo dan Goa Lamongan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Jalan Jalan
Makna Batik Parang Udan yang Dipakai Jokowi, Simbol Kepemimpinan

Makna Batik Parang Udan yang Dipakai Jokowi, Simbol Kepemimpinan

Travel Update
Harga Tiket Pesawat di NTT Meroket, Kupang-Ruteng Capai Rp 1,9 Juta

Harga Tiket Pesawat di NTT Meroket, Kupang-Ruteng Capai Rp 1,9 Juta

Travel Update
Harga Wahana Wisata di Pantai Senggigi Lombok

Harga Wahana Wisata di Pantai Senggigi Lombok

Travel Update
Festival Golo Curu di Ruteng NTT, Sajikan Keindahan dan Keunikan Budaya Manggarai

Festival Golo Curu di Ruteng NTT, Sajikan Keindahan dan Keunikan Budaya Manggarai

Travel Update
Selain Bali, 4 Kota di Dunia Ini Juga Akan Terapkan Pajak Turis

Selain Bali, 4 Kota di Dunia Ini Juga Akan Terapkan Pajak Turis

Travel Update
Lokasi Monumen Soerjo, Tepat di Samping Jalan Utama Solo-Ngawi

Lokasi Monumen Soerjo, Tepat di Samping Jalan Utama Solo-Ngawi

Travel Tips
Hotel Penuh Jelang MotoGP Mandalika 2023, Wisatawan Bisa Manfaatkan Homestay

Hotel Penuh Jelang MotoGP Mandalika 2023, Wisatawan Bisa Manfaatkan Homestay

Travel Update
Pameran Pembangunan Terbesar Tahunan di Kulon Progo Digelar 13-28 Oktober 2023

Pameran Pembangunan Terbesar Tahunan di Kulon Progo Digelar 13-28 Oktober 2023

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Rute Halim-Padalarang-Tegalluar PP

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Rute Halim-Padalarang-Tegalluar PP

Travel Update
Face Recognition di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Berlaku Hari Ini

Face Recognition di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Berlaku Hari Ini

Travel Update
Cara Naik Kereta Cepat Whoosh, Gratis sampai 7 Oktober 2023

Cara Naik Kereta Cepat Whoosh, Gratis sampai 7 Oktober 2023

Travel Tips
Batik Banyak Dikenakan Tokoh Dunia, Diharapkan Bisa Tingkatkan Ekspor

Batik Banyak Dikenakan Tokoh Dunia, Diharapkan Bisa Tingkatkan Ekspor

Travel Update
Ekspor Batik Belum Signifikan, Menparekraf Dorong Peningkatan 30 Persen

Ekspor Batik Belum Signifikan, Menparekraf Dorong Peningkatan 30 Persen

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke