Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Transportasi Kurang Optimal, Pengaruhi Okupansi Hotel-hotel di Jabar

KOMPAS.com - Akses transportasi yang masih kurang optimal di Jawa Barat dengan provinsi tetangga, DKI Jakarta, ternyata juga memengaruhi okupansi hotel di daerah tersebut. 

Ketersediaan transportasi dinilai sudah cukup memadai, namun kurang terkoneksinya transportasi antarprovinsi disebut memunculkan kendala jarak dan kemacetan, terutama terhadap daerah-daerah di Jawa Barat yang bukan termasuk Jabodetabek. 

"Akses ke Jawa Barat itu memadai tapi kurang terkoneksi," kata Pengurus Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Jawa Barat (PHRI Jabar) Cita Hepiningtias saat ditemui di The Sultan Hotel and Residence, Jakarta Pusat, Kamis (25/5/2023).

  • Pascapandemi, Rerata Okupansi Hotel di Bandung Masih Sekitar 50 Persen
  • Hotel Dekat GBK Penuh, Penonton Coldplay Bisa Nginap di Daerah Blok M

Begitu pula dengan kehadiran Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Menurut Cita, lokasi bandara terbesar kedua di Indonesia tersebut kurang strategis dan jauh untuk bisa sampai ke tempat-tempat wisata.

Jarak yang jauh dan lalu lintas yang terkadang macet membuat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Jawa Barat juga menjadi tidak terlalu signifikan.

Sebagian wisman yang hendak berkunjung ke Jawa Barat, utamanya Bandung, kemudian lebih memilih mendarat di Bandara Soekarno--Hatta, Tangerang, Banten.

Namun, pada wisman tersebut kerap terjebak macet di perjalanan menuju Bandung. 

"Kayak kami ada acara internasional di hotel, pesertanya (dari) Malaysia, mereka sampai Bandungnya telat banget karena macet di Jakarta," imbuhnya.

Okupansi hotel belum membaik

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua PHRI Jawa Barat Derry Septiadi mengatakan tingkat okupansi hotel di Jawa Barat pascapandemi Covid-19 belum pulih.

Menurutnya, tingkat okupansi hotel di Jawa Barat dari Januari hingga Mei 2023 masih berkisar pada angka 30 hingga 60 persen.

"Okupansinya, dari data Disbudpar maupun dari anggota (PHRI Jabar) di Kota Bandung, sekarang di atas 50 dan di bawah 60 persen. Tapi kalau daerah lain rata-rata 30 persen masih berat," kata Derry pada kesempatan yang sama. 

  • 13 Fasilitas Gratis di Hotel, Ada yang Jarang Diketahui Tamu 
  • Coldplay Konser di Jakarta 15 November, Kamar Sejumlah Hotel Ludes Dipesan

Salah satu daerah di Jabar  yang okupansinya masih belum pulih adalah Pangandaran. Salah satu penyebabnya diduga karena isu alam, seperti gelombang tinggi.

Namun secara umum, penyebab okupansi hotel di Jawa Barat masih belum maksimal menurutnya juga dipengaruhi saja karena faktor kurangnya promosi, destinasi, transportasi, dan kenyamanan saat berada di kota tersebut.

Kendati demikian ada daerah lainnya selain Bandung yang tingkat okupansinya sudah cukup baik meski masih di bawah 50 persen seperti Cirebon.

"Agak bagus, tapi masih di bawah 50 persen," ucap dia.

https://travel.kompas.com/read/2023/05/26/131600927/transportasi-kurang-optimal-pengaruhi-okupansi-hotel-hotel-di-jabar

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke