Dalam satu hari, sekitar 3.000 tusuk sate terjual. Kalau sedang masa liburan, angka penjualan bisa berlipat lebih dua kali lipat.
Rahasia SMS dari Padang Panjang
Kelezatan Sate Mak Syukur atau SMS diawali dari proses di dapur yang terletak di rumah Syafril Syukur, di belakang kedai SMS Padang Panjang. Urusan meramu bumbu ini juga langsung ditangani oleh Syafril.
Sejak pukul 07.30, kesibukan di dapur keluarga Syukur ini dimulai. Sekitar 50-60 kilogram daging sapi segar, yang dibeli pagi hari, dimasukkan ke drum besar berisi air mendidih. Proses ini dilakukan dua kali di dua drum yang berbeda. Alasannya, agar daging sapi sudah empuk sebelum dibakar.
Setelah itu, daging diiris-iris dan dilumuri dengan beragam bumbu serta rempah-rempah. Daging yang telah diiris itu ditusuk dan siap dibakar.
Sate biasanya dibakar bila ada pesanan konsumen. Untuk membakar sate digunakan arang yang terbuat dari tempurung kelapa. Bagi konsumen yang senang menikmati sate yang kering bisa meminta proses pembakaran dilakukan dua kali.
Sementara air yang dipakai merebus daging tadi digunakan sebagai kuah kaldu, bahan membuat kuah sate. Kuah kaldu itu dicampur dengan sekitar 19 macam bumbu dan rempah-rempah yang telah dihaluskan. Bumbu yang dimasukkan antara lain bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, lengkuas, dan serai. Kunyit, jahe, dan lengkuas didatangkan dari Bukittinggi yang berjarak sekitar 18 kilometer dari Padang Panjang, sehingga kesegaran bumbu dijamin.
Aneka cabai juga menjadi pelengkap kuah. Tidak hanya cabai rawit, tetapi juga cabai besar serta cabai jawa yang berwarna hitam.
”Ramuan bumbu ini tidak ada yang dikurangi sejak zaman bapak saya. Hanya ada yang saya tambahi, yaitu cabai jawa,” kata Syafril.
Seluruh bumbu ini dijadikan satu di kuah kaldu dan dimasak dengan kulit kayu manis selama sekitar 15 menit. Aroma kulit kayu manis menjadi penambah harum bumbu, di samping juga menghasilkan panas yang besar. Untuk mengentalkan kuah, ditambahkan larutan tepung beras.
Dalam satu hari dihasilkan sekitar 32 liter kuah sate. Syafril memastikan bahwa kuah sate tidak disimpan untuk penjualan keesokan harinya. Setiap hari, dia selalu memasak kuah baru untuk penjualan pada hari itu.
Namun, konsumen yang hendak membawa sate untuk oleh-oleh ke Jakarta atau ke daerah lain tetap bisa menyimpan kuah sate ini selama dua atau tiga hari. Syaratnya, kuah yang dipisahkan dari daging disimpan di lemari es. Bila hendak dikonsumsi, kuah ini dipanasi lagi. Proses pemanasan kuah bisa disertai dengan sate sekaligus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.