Saya turun dari bus. Detak jantung saya mulai melambat. Pengalaman macam apa lagi ini?
Kazakhstan memang negeri yang menikmati kemakmuran bersama meluapnya minyak dan gas bumi. Orang-orang asing berdatangan menikmati kemewahan dan kekayaan Almaty. Tempat-tempat mewah seperti Silkway Gipermarket bermunculan di sana-sini. Bahkan replika kereta api Oriental Express senilai 3.000 dolar dijual begitu saja di penyeberangan jalan. Tetapi di kota yang sama, para gelandangan hidup di gorong-gorong yang gelap.
Hari ini mungkin memang bukan hari mujur bagi kedua bocah kriminal kecil yang menguntit saya tadi. Di kantong saya hanya ada 2.000 Tenge. Menurut standar Almaty, saya tidak lebih kaya dari gelandangan sekali pun.
(Bersambung)