Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (53)

Kompas.com - 19/05/2008, 07:35 WIB

 

                                                                                                                                                                               [Tayang:  Senin - Jumat]


Mafia

Saya tertidur lelap dalam sebuah bus malam yang melaju menuju Bukhara. Dan, terbangun dalam ketidakberdayaan, terjebak dalam sebuah taksi yang berhubungan dengan mafia, dan larut dalam kegelapan malam.

Dari segala kecerobohan yang pernah saya lakukan, mungkin tak ada yang lebih parah daripada ini. Saya tertidur lelap dalam bus malam yang akan berangkat menuju Navoi, kota kecil di dekat Bukhara.

Saya tidak tahu mengapa saya begitu suka tidur di bus. Duduk tegak dalam bus yang pengap, penuh sesak, dan berguncang-guncang, mungkin bukan posisi terbaik untuk tidur. Tetapi bagi saya sama nyamannya dengan tidur di atas kasur empuk dalam istana. Saking nikmatnya, saya merasa air liur pun menetes tanpa sadar.

Tas ransel saya taruh di bawah bangku. Tas kamera saya peluk erat-erat. Dan mulut saya terus menganga mengiring lelap, bertengger di wajah saya yang menyandar ke arah jendela kaca yang dingin. Saya tak ingat apa-apa lagi. Bus gelap gulita, hanya suara deru mesin kendaraan kuno ini yang mengisi malam. Saya hanya merasakan beberapa kali penumpang yang duduk di sebelah saya berganti-ganti. Saya duduk di dekat pintu bus, sehingga tempat kosong di samping saya menjadi persinggahan penumpang yang mau turun.

Tidur lelap saya terganggu, ketika saya mendengar suara tas kamera terbuka. Siapa penumpang kurang ajar ini, berani-beraninya membuka tas orang. Saya memicingkan mata, mendengus kesal, dan tidur lagi melanjutkan mimpi indah yang sekarang pun saya tak ingat lagi.

Saya terbangun, ketika mesin bus yang membuai saya tiba-tiba berhenti, lama sekali. Saya mengusap daerah sekitar bibir. Ah.... saya tidak pernah merasakan tidur sesedap ini. Saya meraba-raba saku celana, mencari-cari telepon untuk menghubungi kawan saya di Bukhara.

Aaahhh.... saya menjerit histeris. Telepon genggam saya sudah tidak di saku lagi. Orang yang baru dibangunkan dari tidur lelap memang gampang panik. Saya langsung kelimpungan mencari HP, meraba-raba kolong kursi, koridor, sampai membuat marah sopir bus  karena penumpang terakhir ini bukannya langsung turun malah membikin ribut.

Saya terduduk dalam sebuah taksi. Pukul 4 pagi di Navoi, yang ada hanya gelap mutlak. Sopir-sopir taksi menawarkan angkutan ke Bukhara, nampak seperti singa lapar mencari mangsa di tengah ganasnya musim dingin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com