Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Fine Dining" Ala Indonesia

Kompas.com - 29/07/2008, 09:14 WIB

MUNGKINKAH masakan rumahan Indonesia, yang hadir ala fine dining, mampu merebut hati bangsanya sendiri? Ini mungkin soal konstruksi citra dan pengemasan. Jadi nikmatilah oseng-oseng kecipir hingga ”dessert” tape bakar dengan bersetelan tuksedo.

Restoran fine dining yang menawarkan ragam masakan rumahan khas Indonesia--atau modifikasinya--kini makin menjadi pilihan bergengsi bagi kalangan sosialita di Jakarta. Resto macam ini kerap dipenuhi kalangan yang datang dari ekonomi menengah ke atas. Ini tentu sesuai dengan harga makanan yang di jual di sana.

Paling tidak mereka rela merogoh kocek Rp 50.000 untuk menikmati semangkuk sayur lodeh ontong (jantung pisang). Harga menjadi tidak penting, karena rasa dan kenikmatan adalah segalanya.

Kesuksesan membawa makanan rumahan naik kelas membuat resto-resto semacam itu terus bertumbuhan lebih percaya diri. Sebut saja Lara Djonggrang, Omah Sendok, Dapur Babah Elite, Kembang Goela, Kedai Tiga Nyonya, Bunga Rampai, Meradelima, Omah Sendok hingga yang relatif terbaru Harum Manis.

Kembang Goela misalnya, yang berdiri sejak 5 Mei 2005, dalam kurun waktu tiga tahun ini, tetap memperoleh animo tinggi dari warga Indonesia sendiri. Oleh karena itu, pendirinya tak ragu membuka lagi resto Indonesia serupa, Bunga Rampai. ”Pelanggan ekspatriat 40 persen, selebihnya justru orang Indonesia,” kata J Williams, humas Kembang Goela.

Harum Manis yang dibuka pada Februari 2008, tergolong muda dibanding pesaing lainnya, memiliki pelanggan 30 persen orang Jepang, 40 persen orang Eropa dan Amerika Serikat, sedangkan orang Indonesia hanya 20 sampai 30 persen.

”Paling ramai pada malam hari. Sebagian besar isinya adalah ekspatriat,” kata General Manager Harum Manis Indonesian Restaurant Awan Waluyo.

Lara Djonggrang yang berdiri sejak tahun 2005 juga lebih banyak menyedot pengunjung warga asing. Padahal masakan sajian resto itu adalah masakan Indonesia yang rasanya masih asli seperti di rumah tangga kita.

”Pengunjung ekspatriat suka memadukan makanan Indonesia dengan minum wine (anggur) yang menurutnya sangat cocok,” jelas Kiki Apriliani dari Lara Djonggrang dan La Bihzad Bar.

Adapun resto Omah Sendok, kata Manajer Operasionalnya M Agung Santoso, memang lebih banyak diminati warga Indonesia dari usia anak-anak sampai dewasa. Namun ada warga Jepang mulai mampir di sini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com