Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendukung Icuk Siap Beberkan Politik Uang

Kompas.com - 24/09/2008, 20:04 WIB

JAKARTA, RABU - Kisruh jelang musyawarah nasional (munas) PBSI terus berlanjut. Kini, pendukung Icuk Sugiarto yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pengda PBSI akan membeberkan praktek politik uang yang dilakukan oknum tertentu menjelang Munas tersebut pada November 2008.

Ketua Harian Pengda PBSI Sumbar, Basril Basyar, yang berbicara atas nama Forum di Jakarta, Rabu (24/9), mengatakan bahwa salah satu dari pengurus daerah mengaku telah menerima Rp50 juta dari sumber yang tidak jelas asalnya.

"Kami yakin bahwa uang tersebut dimaksudkan untuk memengaruhi sikap kami pada Munas nanti. Dalam berita pengiriman disebutkan bahwa uang itu untuk bantuan kejurda, padahal kejurda sudah selesai Juli lalu," kata Basril yang didampingi Kurnati, wakil ketua umum Pengda PBSI Sumsel.

Basril yang juga Ketua PWI Sumbar itu juga mengatakan bahwa Pengda yang bersangkutan akan mengembalikan uang tersebut setelah diketahui pengirimnya. "Kalau kami tidak bisa melacak pengirimnya, uang tersebut akan disumbangkan kepada daerah lain yang akan menggelar kejurda," kata Basril.

Kurnati dan Basril menegaskan bahwa sebanyak 23 Pengda yang mengadakan rapat konsolidasi di Ancol pada 19 September lalu masih tetap solid dalam mendukung Icuk sebagai Ketua Umum PB PBSI 2008-2012 menggantikan Sutiyoso, yang tidak bersedia dipilih lagi.

Sebenarnya, Sutiyoso yang merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta dan akan mencalonkan diri sebagai Presiden RI itu, menginginkan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso sebagai penggantinya. Namun sampai saat ini, Djoko belum pernah memberikan penjelasan secara resmi perihal pencalonan dirinya oleh Sutiyoso dan Pengda lainnya.

Munas PBSI yang salah satu agendanya memilih Ketua Umum periode 2008-2012 akan digelar di Jakarta pada 15 November 2008 mendatang. Hingga saat ini, hanya Icuk Sugiarto dan Djoko Santoso yang disebut-sebut sebagai calon ketua umum organisasi olahraga penyumbang emas Olimpiade itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com