Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (85): Perang Omlet

Kompas.com - 28/11/2008, 09:54 WIB

Saya tidak peduli dengan buku panduan, apalagi yang berjudul Lonely Planet itu. Saya cuma mau omelet, sekarang juga.

          “Lihat,” katanya sembari mengambil buku bersampul putih, tebal juga, “ini buku pertama ketika warung kami baru buka. Sudah banyak turis yang datang ke sini. Lihat ini!”

Kalau warung yang tidak terdaftar di buku panduan saja sudah punya buku tamu sebanyak ini, apalagi warung yang berplakat besar “direkomendasikan oleh Lonely Planet”, pasti sudah lusinan bukunya.

Akhirnya setelah si tukang masak sibuk promosi ini itu, omelet pun terhidang di atas piring gembreng. Memang bukan omelet biasa. Ada irisan jahe, tomat, dan bumbu masala di dalamnya. Terjepit di antara irisan roti tawar.

Saya membolak-balik buku tamu itu, membaca pesan-pesan lucu yang tertulis di sana. Ada seorang turis Perancis yang memuji lezatnya telur dadar di kios Rouhan ini, bahkan lebih lezat daripada kios sebelah yang direkomendasikan oleh buku panduan. Ada turis lain yang menyemangati dalam bahasa Inggris, “Maju terus. Saya yakin dalam edisi Lonely Planet berikutnya warung omeletmu yang akan masuk. Saya baru pertama kali makan omelet selezat ini. Bravo!”

Ratusan kata puja dan puji ditulis dalam pelbagai bahasa. Mulai dari Inggris, Perancis, Jerman, Jepang, Korea, Mandarin, bahkan sampai ada bahasa Melayu.

“Belum cuba omelette dia, sudah disuruh tulis guestbook ni,” seorang pengunjung Malaysia menulis di sana, kemudian dilanjutkan dalam huruf China, “tetapi bolehlah saya coba dulu. Nanti kalau sudah makan saya tulis lagi.”

Persaingan antar kios di gerbang jam kota ini bukan sebatas di atas kertas.

          “Kadang-kadang kami sampai beradu mulut, bertengkar hebat,” kata si pemuda tukang omelet itu, “malah sampai berkelahi demi berebut pelanggan.”

Dia mencontohkan kejadian di mana seorang turis sudah duduk di kiosnya, tetapi orang kios sebelah memberitahu turis itu kalau kios merekalah yang ditulis di Lonely Planet.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com