Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (88): Mehrangarh

Kompas.com - 04/12/2008, 06:26 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

           “Apa yang salah dengan kaum pria India?” tanya Lam Li retorik, “Apakah mereka memang punya hasrat nafsu yang menggebu-gebu? Ataukah citra perempuan asing di sini begitu buruknya, murahan dan bergaul bebas?”

Kota biru Jodhpur memang sesuai dengan julukannya. Sejauh mata memandang, yang nampak adalah rumah-rumah biru tersebar tak beraturan, namun menjadi sebuah mosaik yang punya ritme dan harmoni. Memandangi warna biru yang bak lautan di tengah padang gersang Rajasthan sungguh sejuk rasanya.

Dari mana asal-muasal warna biru ini? Orang-orang kasta Brahmana punya kebiasaan mengecat rumahnya dengan warna biru muda. Alkisah ketika Jodhpur didirikan, tak banyak kaum pandita Brahmana di sini. Raja Jodhpur kemudian mendatangkan kaum pemimpin agama ini dari berbagai wilayah.

Orang Brahmin adalah pengikut setia agama Hindu. Mereka mematuhi semua perintah agama dengan sepenuhnya, mulai dari garis kasta, ritual pada dewa dewi, vegetarian ketat, bahkan sampai anjing peliharaan mereka pun jadi vegetarian. Untuk membedakan mereka dari kasta lainnya, mereka mewarnai rumah dengan warna biru. Sekarang warna biru bukan hanya monopoli orang Brahmin. Bahkan Muslim di kota tua Jodhpur pun mengecat rumah mereka dengan warna biru.

Ada lagi yang mengatakan bahwa Jodhpur, selain dikenal sebagai blue city, juga dijuluki sebagai sun city karena panasnya matahari yang menyengat.

          “Kalau kamu datang ke sini bulan Juli atau Agustus,” tutur seorang penduduk Jodhpur, “kamu akan tahu betapa ganasnya musim panas kota ini.”

Warna biru di seluruh tembok rumah inilah yang menjadi penyejuk dari teriknya mentari. Biru juga konon bisa mengusir nyamuk.

Di atas lautan rumah biru yang membentang itu, ada bangunan raksasa yang menjulang di puncak bukit. Benteng Mehrangarh, dibangun pada abad ke-15 oleh para ksatria Rajput pemimpin Jodhpur, seakan menjadi penyambung ribuan rumah biru mungil itu ke langit biru nan luas. Benteng ini berukuran raksasa, bisa terlihat dari segala penjuru mana pun di Jodhpur. Bayang-bayangnya meneduhi berlaksa kehidupan yang takluk di bawahnya.

Saya dan Lam Li bersama-sama mendaki sampai ke kaki benteng. Kami berniat melirik bagian dalam benteng yang juga berfungsi sebagai istana itu. Tetapi harga tiket yang 250 Rupee untuk orang asing langsung membuat kami mundur teratur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com