Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sana Kimchi, di Sini Kimchi

Kompas.com - 06/12/2008, 07:15 WIB

Masakan dari negara-negara di Asia memiliki ciri memakai banyak bumbu dan tak lepas dari tradisi. Kali ini mari mengenal lebih dekat masakan Korea yang sudah mendunia, tetapi di Jakarta dan sekitarnya belum sepopuler masakan Jepang yang sudah diadopsi pedagang kaki lima. Setidaknya, melalui masakannya, kita mulai mengenali kebudayaan Negeri Ginseng itu.

Ingin mulai mencoba masakan Korea yang otentik? Susurilah restoran Korea di kawasan Senayan dan Blok S, Jakarta Selatan. Apabila tinggal di wilayah Tangerang, datanglah ke Ruko Pinangsia Lippo Karawaci. Di kedua kawasan itu sedikitnya ada belasan restoran Korea, supermarket, salon kecantikan, karaoke, dan pijat refleksi ala Korea.

Jumat siang kemarin kami mengunjungi restoran Korea Myeong-ga-Myeon-ok di Blok G Nomor 6-7 Ruko Pinangsia Lippo Karawaci, Tangerang. Di dalam restoran ada beberapa warga Korea tengah makan siang. Menurut Ade Kurniasih, manajer restoran itu, Myeong-ga penuh tamu saat malam hari pada hari Jumat dan Sabtu.

”Tamu harus pesan tempat dulu bila ingin makan di sini,” katanya. Begitu memasuki restoran tersebut, Mrs Jeon, pengawas restoran, menyambut dengan ramah. ”Selamat siang,” katanya mengucap salam sembari membungkukkan badan.

Berdasar keterangan Atun, pramusaji di sana, saya memilih menu seng gal bi, daging iga sapi, dan u sam gyeb, daging sapi diiris tipis-tipis dan dua nasi putih. Dua macam daging akan dibakar pramusaji dengan kadar kematangan sesuai keinginan tamu. Selain menu tersebut, di sana juga tersedia nasi campur (bibimbab) dalam mangkok batu panas. Ada man du guk, gal bi tang, dan yuk je jang.

Menu serupa juga dapat ditemukan di Restoran Mapo di Jalan Senayan, Kebayoran Baru. Menu nasi campur yang berupa nasi hangat yang di atasnya ditaburi irisan timun Jepang, wortel, jamur, sayur-sayuran lain, daging sapi cincang, dan telur ceplok setengah matang. Lalu nasi diaduk dengan pasta sambal khas korea (gochujang) dan ditetesi minyak wijen.

Serunya, banchan (side dishes) yang menyertai bibimbab ini sampai 10 macam! Gratis pula.... Banchan, semacam lauk-pauk, termasuk kimchi, yang disajikan dalam piring-piring kecil. Bisa berupa tumis jamur, ikan goreng, atau kacang-kacangan. ”Jadi tamu senang kan,” ujar Ny Lee, pemilik restoran Mapo sekaligus juru masak utama.

Di Mapo kita juga bisa memesan samgyetang, sup dengan seekor ayam kecil utuh berisi nasi, ginseng, dan rempah-rempah. Hmm, rasanya betul-betul otentik seperti di restoran khusus samgyetang di Seoul.

Restoran Korea juga memerhatikan detail teknis. Di Myeong-ga, misalnya, alat pemanggang ada dua macam. Panggangan daging berlubang pori besar untuk iga sapi dan pemanggang berpori kecil untuk irisan daging yang tipis.

Atun di restoran Myeong-ga dengan cekatan memanggang dua irisan iga sapi tebal di atas bara, lalu mengguntingnya menjadi beberapa bagian. Daging matang ditaruh di tepi pemanggang. Cara makan daging iga ini dengan mencelupkan ke saus usama gyep dari minyak wijen dicampur garam atau mencocolkannya ke saus samjang dari tauco, lalu meletakkannya di atas daun selada atau kenip (daun pohon wijen).

Oh ya, bawang putih dan minyak wijen adalah unsur penting dalam masakan Korea. Tak heran di Korea, warganya khususnya perempuan kerap membawa sikat gigi ke mana-mana. Setiap seusai makan, mereka sikat gigi, mengusir aroma bawang putih itu....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com