Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (112): Gerbang Kemerdekaan

Kompas.com - 07/01/2009, 09:31 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

“Pakistan memang diciptakan untuk membuat jarak antara kita dan mereka, memecah belah persaudaraan kita. Tak perlu kita teruskan lagi [permusuhan ini].” Demikian sebuah koran India menurunkan artikel di rubrik opini.

Kedua negara tetangga ini sudah berseteru sejak kelahirannya. Pakistan tercipta dari British India tahun 1947 ketika umat Muslim India minta diberi negara sendiri. Pakistan berarti ‘Negeri yang Murni’, cita-cita luhurnya adalah negara umat Muslim yang berdiri di atas kesucian dan kemurnian Islam. Tetapi, pertikaian dan perselisishan selalu mewarnai sejarah kedua negara, menyebarkan benci yang merayap sampai ke sanubari rakyat jelata.

Ingat kasus bom di New Delhi yang serta merta membuat orang India langsung menunjuk hidung Pakistan sebagai kambing hitam? Ingat betapa susahnya orang India mendapat visa Pakistan dan juga sebaliknya? Orang India menggunakan kata Pakistan sebagai umpatan yang paling kasar - “Chalo Pakistan!”, artinya “Enyahlah ke Pakistan”. Mengapa Pakistan selalu digambarkan sebagai tempat bak neraka yang penuh kesengsaraan? Mengapa imej Pakistan di India hanya hitam dan kelabu?

India dan Pakistan punya garis perbatasan sekitar 3000 kilometer, tetapi hanya satu perbatasan resmi yang dibuka. Perbatasan Wagah teramat sepi, kecuali di sore hari ketika upacara penurunan bendera berlangsung. Tak banyak orang yang bisa melintas, karena visa India nyaris mustahil untuk orang Pakistan, dan visa Pakistan sama susahnya untuk orang India. Yang banyak melintasi perbatasan ini malah orang asing.

Tetapi hari ini sungguh berbeda. Tepat pada hari terakhir visa India saya, saya melintas perbatasan India ini. Kebetulan pula, hari ini adalah hari yang bersejarah bagi hubungan kedua negara.

Di depan pintu gerbang India, sudah ada puluhan bocah berpakaian penari. Berjubah putih dengan rompi warna-warni, lengkap dengan surban yang berbentuk kipas. Ada merah, jingga, hijau, kuning, biru. Mereka adalah penari Bhangra, sebuah tarian tradisional tanah Punjab yang ceria, diiringi tetabuhan drum dhol dan seruling.

Ada apa dengan keceriaan pesta di perbatasan yang biasanya sepi ini?

          “Hari ini akan ada bus yang melintas dari Pakistan,” kata seorang kameraman TV dengan tersenyum bahagia, “ini adalah peristiwa bersejarah yang menandai membaiknya hubungan India dengan Pakistan.”

Saya melihat di kejauhan sebuah bus merayap perlahan di belakang gerbang Pakistan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com