Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Pengawet dan Tanpa Vetsin Pula...

Kompas.com - 28/02/2009, 07:05 WIB
ARAH pendulum pasar di dunia kuliner saat ini adalah pasar yang memerhatikan isu kesehatan. Tak heran, pelaku bisnis kuliner pun beradaptasi pada gejala itu. Simak saja restoran di Jakarta belakangan ini, banyak yang menyebut seperti ini: ”tanpa pengawet, tanpa penyedap atau MSG (monosodium glutamat), tanpa pewarna, berbahan organik”.

Sejumlah produk mi seperti miitem, mi makassar, mi aceh, dan mi pelangi yang menyajikan mi sayuran pun demikian. Para penjual mi membuat sendiri mi tanpa menggunakan air abu, tetapi bisa tetap kenyal.

Miitem memakai pewarna alami yang berasal dari tinta cumi-cumi. ”Semua bahan, termasuk cumi, harus segar. Tidak ada MSG juga di semua menu,” kata Tia Wongso, salah satu pemilik Restoran Miitem.

Mi pelangi juga berbahan dasar mi yang dicampur sayuran atau buah. Bakmi Resto yang menyediakan mi pelangi (karena mi memiliki warna seperti pelangi) memakai bayam dan stroberi sebagai campuran ke dalam mi. Tak hanya rasanya unik dan penuh gizi, mi warna-warni tersebut juga menjadi menarik anak-anak dan remaja yang enggan makan sayur dan buah.

Femy Anan, pemilik Kedai Pelangi yang menjual mi makassar, dan Ratna Dwikora, pemilik Rumah Makan Seulawah yang menyajikan mi aceh, pun menempuh cara tradisional yang menyehatkan bagi penyantap masakan mereka. Mi yang menjadi bahan dasar masakan mereka dibuat tanpa bahan pengawet dan soda. Tentu saja, umur mi buatan mereka tidak bisa tahan lama.

”Paling lama hanya 12 jam, setelah itu rasa mi akan berubah sehingga bisa memengaruhi masakan secara keseluruhan,” ujar Ratna. Mau tak mau mi yang sudah telanjur dibuat tetapi tak sempat dimasak harus dibuang demi cita rasa masakan.

Baik Ratna maupun Femy menyatakan, mereka tak bisa memakai mi yang bisa dibeli di pasar-pasar tradisional maupun modern. ”Rasa masakan amat berbeda. Lagi pula pembeli juga tak mau datang kalau mereka tahu kami membeli mi jadi di pasar,” kata Femy. Alhasil Femy dan Ratna selalu membuat sendiri mi mereka.

Tak dimungkiri rasa mi buatan sendiri yang bebas pengawet, penyedap rasa atau orang biasa menyebut vetsin, dan soda ini juga berbeda dengan mi yang dijual di pasar-pasar umum. Bentuk mi pelangi, mi aceh, dan mi makassar itu memiliki helai kecil dan saat menyantapnya, mi terasa lembut di lidah.

Mi makassar lebih unik lagi, mi yang berukuran kecil berwarna kuning karena dicampur kunyit dan tentu saja telur ayam. Mi itu memiliki rasa beras yang kental.

Beras adalah bahan dasar pembuat mi. Saat digoreng, mi ini menjadi keriting, tetapi tahan panas lebih lama daripada mi lainnya. Akan tetapi, menyantap aneka masakan mi memang lebih baik dalam kondisi panas atau minimal hangat karena cita rasa masakan akan lebih membelit lidah....

Sekilas sejarah mi

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com