Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (176): Tambang Garam

Kompas.com - 08/04/2009, 08:33 WIB
[Tayang:  Senin - Jumat]

Di bawah tanah, ada dunia lain Pakistan yang tersembunyi. Sejuk, indah, misterius.

Mungkin tak banyak orang yang tahu, Pakistan punya pertambangan garam terbesar kedua di dunia. Kalau bayangan saya yang tinggal di pesisir sebuah pulau Indonesia, garam dihasilkan dari air laut yang dijemur di bawah terik matahari. Sungguh tak terbayang, bahwa ternyata garam juga muncul di perut bumi. Di bawah tanah Punjab, di bawah lapisan gundukan gunung pasir, ada sebuah dunia lain yang penuh warna.

Tambang garam Khewra terletak sekitar 200 kilometer di selatan Islamabad. Pertambangan garam di sini termasuk salah satu yang tertua di dunia, sudah mulai sejak zaman Iskandar Yang Agung. Dikisahkan, prajurit perang Iskandar yang kelelahan, secara tak sengaja menemukan tambang garam raksasa ini ketika memperhatikan kuda-kuda makan tanah. Sekarang, pertambangan Khewra ukurannya 260 kilometer panjangnya dan 900 meter tingginya. Gua dan terowongan di dalam bukit gunung dibagi menjadi 17 lantai, dengan 11 lantai di bawah permukaan tanah. Cadangan garam di sini tak akan habis dikonsumsi selama 600 tahun sekalipun!

Dulu, tempat ini tertutup untuk umum. Semua yang mau datang ke sini harus mendapat izin dari Kementrian Pertambangan. Tetapi sekarang Pakistan mulai mempromosikan pertambangan garam Khewra sebagai salah satu andalan negara ini untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara.

Memasuki tambang garam, pengunjung harus mendapat pengawalan dari guide yang disediakan pihak pertambangan. Kebetulan saya satu rombongan dengan mahasiswa dan mahasiswi Universitas Punjab yang sedang berdarmawisata. Dosen pembimbingnya ternyata pernah belajar enam tahun di Malaysia, dan sekarang malah sibuk mengingat-ingat lagi kemahirannya berbahasa Melayu.

           “Apa nama salt ni dalam bahasa Melayu?” ia bertanya.
           “Garam,” jawab saya, yang langsung disambut seruan dari mahasiswa yang serempak terkejut.
           “Yih garam nehi....bohut sardi hai!”.

Kata garam dalam bahasa Urdu berarti panas, dan para mahasiswa protes karena gua garam ini justru sangat dingin, 18 derajad suhunya.

Semua yang ada di sini adalah garam. Atap gua, jurang, stalagtit, stalagmit, semuanya. Bahkan ada rumah sakit di dalam gua.

          “Garam bagus untuk penderita asma,” jelas dosen itu dalam bahasa Melayu, menterjemahkan omongan guide yang tidak sempat saya ikuti, “sekarang Polandia sedang membantu pembangunan rumah sakit rehabilitasi penderita asma di dalam gua garam ini.” Polandia adalah negara dengan tambang garam terbesar di muka bumi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com