Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumpahan Minyak Baru Bersih Pekan Depan

Kompas.com - 15/04/2009, 18:51 WIB

GRESIK, KOMPAS.com- Hess Corporation berharap pada awal pekan depan dapat menuntaskan pembersihan tumpahan minyak di dekat fasilitas pengolahan minyak dan gas di Manyar, Gresik. Upaya pembersihan oleh tim ahli di Kawasan Industri Maspion (KIM) mengalami kemajuan signifikan.

Gas Plant Manager Hess, Ricky Riswandri, dalam siaran persnya, Rabu (15/4), menyebutkan, sekitar empat barel hidrokarbon ringan yang telah dilepaskan dan dikumpulkan di sepanjang garis pantai 150 meter dan sekitar dermaga jetty PT Maspion.

Menurut Ricky, dengan teknik oil boom tumpahan dapat segera terkumpul. Hess segera mengerahkan semua sumber daya untuk memastikan pembersihan berlangsung cepat dan efisien. "Upaya itu untuk mencegah dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan perekonomia n masyarakat," katanya.

Langkah tersbeut sejalan dengan prosedur tetap tanggap darurat dan pedoman tata kerja penanggulangan tumpahan minyak di perairan BP Migas serta komitmen perusahaan dalam mengusahakan perlindungan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Ahli tumpahan minyak Mark Chang menyebutkan penanganan insiden dilakukan profesional.

Hess mengupayakan tindakan berdasar konsultasi yang tepat, mengerahkan sumber daya yang ada dan menggunakan metode yang tepat guna membersihkan tumpahan. "Selama pembersihan peralatan vacum skimmer dan pump washer digunakan," ujarnya.

Sebagai bagian dari perusahaan yang peduli terhadap lingkungan Hess memantau kualitas air laut di wilayah yang terkena dampak dan melakukan uji sample tiap dua jam. Berdasarkan uji laboratorium, kualitas air telah kembali normal mengikuti spesifikasi yang ditetapkan pihak berwenang. Hess juga bekerja sama dengan pihak berwajib untuk melakukan investigasi guna mengetahui penyebab tumpahan minyak di perairan laut Manyar.

Sehari sebelumnya, Tim Laboratorium Kimia dan Biologi Forensik (labkimbiofor) Mabes Polri Cabang Surabaya didampingi Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Gresik Ajun Komisaris Fadli Widyanto turun ke lokasi tumpahan hidrokarbon cair di laut dekat Dermaga Jetti PT Maspion.

Tim berjumlah empat orang dipimpin Kepala Unit Labkimbiofor Mabes Polri Cabang Surabaya Fajar Septi Arianingsih. Tim melakukan penyelidikan di lokasi tumpahnya minyak mentah diduga hasil pengeboran di sumur migas lepas panta i (offshore) Ujungpangkah itu.

Tim menemukan ular dan kepiting laut mati menghitam dan isi badan kropos. Ular sepanjang 1,5 meter ditemukan di saluran pembuangan air, kepiting ditemukan di tepi laut yang terkena tumpahan minyak berwarna coklat kehitaman dan berbau.Apakah hewan itu mati akibat tumpahan hidrokarbon cair atau sebab lain belum bisa dipastikan. Tim juga membawa tiga jeriken berukuran 5 liter berisi air yang diambil dari oil boom, outlet, dan kontrol laut bebas.

Tim dari Badan Penanggulangan dan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bappedal) Provinsi Jawa Timur dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL-PPM) Departemen Kesehatan RI yakni Ambarwati dan Didik Muhammad Muhdi juga mengambil sampel air dimasukkan ke enam botol kaca. Air diambil dari oil boom, outlet, dan kontrol laut bebas. Selain itu sampel air di sela-sela bebatuan penahan ombak, di saluran pembuangan, dan di lokasi biota laut yang mati juga diambil.

Minyak mentah (crude oil) hasil pengeboran di sumur migas lepas pantai (offshore) Ujungpangkah milik Hess Indonesia-Pangkah (HIP) Ltd tumpah ke laut sejak Rabu lalu (8/4). Diduga, minyak tersebut berasal dari bocornya sambungan pipa bawah laut dari offshore Ujungpangkah, Kecamatan Ujungpangkah, menuju fasilitas produksi onshore processing facilities (OPF) di KIM.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan-lahan Basah (Ecoton) Prigi Arisandi mendesak polisi mengusut kasus ini. Bila ada kelalaian lingkungan bisa dijerat Undang-undang Lingkungan Hidup. Pencemaran bisa menyebabkan biota laut mati dan merugikan nelayan karena tidak lagi bisa bebas menangkap ikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com