“Untuk menikmati perjalanan wisata menggunakan kereta api uap bergerigi buatan Jerman tahun 1902 dan dua gerbong buatan Belanda tahun 1911, wisatawan bisa menyewanya dengan harga Rp 3 juta,” kata Pujiyono, mekanik lokomotif tersebut.
Perjalanan dari Stasiun Ambarawa menuju Stasiun Bedono akan diselingin dengan perhentian di Stasiun Jambu, beberapa saat. Di sana lokomotif dibalik arahnya. Untuk perjalanan dari Ambarawa, lokomotif berada di depan, dan sesampainya di Jambu, lokomotif itu harus berada di belakang. "Ya memang ini kami balik, karena dengan lokomotif di belakang kekuatannya akan lebih besar," kata Pujiyono.
Dari Jambu kereta merayap menyusuri jalur yang semakin tinggi. Selain merasakan eksotisme naik kereta api kuno, wisatawan juga dapat menikmati pemandangan alam. Sepanjang perjalanan itu wisatawan disuguhi pemandangan hijaunya lembah-lembah di antara Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu yang menjulang tinggi..
Bahan bakar
Lokomotif uap bergerigi itu membutuhkan waktu 2,5 jam untuk memanaskan 2000 meter kubik air dalam ketel uap. Kayu yang menjadi bahan bakarnya harus jenis kayu yang keras, seperti pohon jati. Setelah panas kereta pun dijalankan dengan kecepatan maksimal 45 kilometer per jam. Untuk mengoperasikan kereta tua itu diperlukankan masinis yang mengerti proses pembakaran energi kereta kuno.
Dalam perjalanan dari Ambarawa menuju Bedono kereta akan berhenti lagi untuk mengisi air guna memanasi ketel uap. Air diambil dari parit kecil dengan pompa. Saat kereta api berhenti mengisi air para penumpang dapat menggunakan kesempatan untuk mengambil gambar.
"Ya maklum, namanya saja kereta kuno dan suku cadangnya saja sudah tidak ada. Sampai sekarang masih bisa jalannya saja itu beruntung," ujar seorang penumpang.
Melintasi Kota Solo
Pemerintah Kota Surakarta atau Solo berencana memboyong kereta uap kuno ini ke tengah kota. Direncanakan, Juni 2009 kereta kuno itu akan mulai beroperasi menempuh jalur dari Stasiun Purwosari sampai Stasiun Kota di Sangkrah.
Kereta kuno ini diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata Kota Solo. Untuk melaksanakan program itu, Pemerintah Kota menganggarkan dana sebesar Rp 1,2 miliar dari APBD 2009. PT KAI menyatakan tidak keberatan dengan rencana tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.