Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Woku Daun dan Woku Belanga

Kompas.com - 07/05/2009, 09:45 WIB

Sogili woku daun adalah masakan yang sungguh memukau. Tekstur daging ikan sogili yang lembut kenyal, dibalut bumbu yang sangat kaya dan harum, membuatnya sungguh-sungguh finger-licking good. Bumbunya membuat nasi putih menjadi semakin nikmat disantap. Jenis sajian seperti ini sebaiknya tidak “ditabrakkan” dengan sambal Manado seperti rica-rica atau dabu-dabu karena memang membuatnya kurang padan (matching).

Bila ikan yang dipakai adalah goropa atau bobara, biasanya dilapis dulu dengan daun pepaya rebus, sebelum kemudian dibungkus daun pisang. Hingga sekarang saya belum menemukan jawaban yang memuaskan tentang fungsi balutan daun pepaya ini. Pasti tidak untuk membuat ikannya lebih empuk. Yang jelas, harum daun pandan dan kemangi dalam bumbu memang mengalahkan aroma daun pisang maupun daun pepaya yang membungkusnya. Yang juga jelas adalah bahwa daun pepaya ini merupakan tambahan sayur yang cocok untuk menghabiskan nasi.

Senyampang bicara tentang rica-rica dan dabu-dabu, saya ingin bercerita tentang kedua kondimen khas Manado ini. Rica atau rica-rica pada dasarnya berarti cabe atau lombok. Cabe yang sudah dihaluskan juga disebut rica atau rica-rica. Sedangkan dabu-dabu berarti sambal.

Mungkin rica-rica adalah jenis masakan Minahasa yang paling populer karena selain lezat juga mudah dibuat. Di Jawa kini banyak sekali ditemukan permutasi dari masakan jenis rica-rica ini. Sepintas lalu, masakan rica-rica sangat mirip dengan bumbu balado di kuliner Minang. Bumbunya sangat minimalis – praktis hanya cabe merah digiling, bisa juga dicampur dengan cabe rawit supaya lebih pedas, ditambah bawang putih, bawang merah, kemudian ditambah sedikit minyak. Di Minahasa rica-rica sering dikucuri perasan lemon cui, sedang di kawasan Minangkabau kadang-kadang ditambah asam cuka.

Rica-rica merupakan bumbu yang paling cocok untuk apa saja yang dibakar atau digoreng. Ayam, ikan, bahkan tempe – bakar atau goreng – pun jadi tambah nikmat bila dilumuri rica-rica.

Ada juga sebenarnya rica yang mirip sambal dalam penampilan, yaitu rica yang dicampur dengan ikan roa. Roa adalah ikan kecil yang dikeringkan dengan cara diasap, lalu digiling kasar untuk dicampur dengan rica-rica. Rica roa ini merupakan kondimen yang wajib untuk menyantap tinutuan (bubur Manado). Ada juga rica yang dicampur dengan bakasang (fermentasi isi perut ikan). Sambal yang satu ini juga merupakan pendamping tinutuan yang juara.

Di Minahasa, biasanya sambal tidak diulek seperti di daerah-daerah lain, melainkan hanya dirajang. Dalam bahasa Minahasa, rajang adalah lilang. Karena itu banyak yang menyebutnya secara lengkap, yaitu dabu-dabu lilang atau dabu-dabu iris. Bahan utamanya adalah cabe rawit, tomat hijau, dan bawang merah dirajang, dikucuri perasan lemon cui, ditambah sedikit garam.

Belum lama ini, di sebuah warung sederhana di Pelabuhan Bersehati, Manado, saya menemukan dabu-dabu arang yang dahsyat. Bahan dan bumbunya tidak sesederhana dabu-dabu lilang. Bahan utamanya adalah kacang tanah goreng, cabe keriting, cabe rawit, kemiri, dan berbagai bumbu. Semua bahan digiling sampai halus, lalu disiram dengan minyak kelapa yang mendidih. Setelah minyak mulai dingin, dimasukkan lagi bara arang tempurung kelapa ke dalam adukan ini.

Pedas, gurih, dengan rasa asap (smokiness) yang menjadikannya sebuah pengalaman tak terlupakan. Dimakan dengan terong goreng saja sudah membuatnya jadi santapan istimewa.

Dabu-dabu, anyone? Biar pidis-pidis, maar mo suka tamba lei deng tu dabu-dabu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com