Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perucha Hutagaol Jelajahi 37 Negara

Kompas.com - 16/05/2009, 11:57 WIB

Pernah punya pengalaman buruk di negeri orang?
Semuanya lancar-lancar saja. Kalau pun ada paling nyasar. Tapi pernah sih sekali mendapat pengalaman nyebelin di Edinburgh, Skotlandia. Aku dan seorang teman ingin ikut tur ke Danau Loch Ness. Sampai di layanan tur, kami mendapat perlakuan yang tidak ramah. Orang tur itu enggak mau melayani orang Asia. Ya sudah, tanpa bantuan dia pun aku bisa ke sana sendiri naik bus.

Selain uang, apa saja yang perlu disiapkan untuk backpacking ?
Pertama, niat dan kedua, harus berani. Orang Indonesia kan biasanya ingin nyaman, tinggal bayar dan semuanya beres. Tapi kalau aku enggak kepingin yang seperti itu. Kalau hanya begitu, enggak ada ceritanya. Intinya, kalau mau jalan-jalan secara independen itu harus nekat. Jangan malu bertanya. Asal enggak buta huruf semuanya jelas, kok. Selain itu harus bertoleransi dengan orang lain.

Kenapa?
Sebagai seorang backpacker kita harus siap tinggal di sebuah kamar bersama orang lain yang benar-benar enggak kita kenal. Menginap di sebuah hostel, yang satu kamarnya itu bisa ditempati sampai 10 orang. Enggak ada privacy. Apalagi buat perempuan yang kadang datang bulan, kamar mandinya juga digabung. Jadi perlu pengorbanan besar untuk bisa backpacking.

O ya, aku jalan bareng teman tidak pernah lebih dari empat orang. Karena setiap orang minatnya berbeda. Sampai di tujuan, masing-masing pergi ke tempat yang ingin mereka tuju dan nanti bertemu lagi di titik pertemuan yang sudah disepakati.

Sebagai perempuan, untuk keamanan pribadi, apa yang harus disiapkan?
Pertama, aku selalu memakai money belt, tempat penyimpanan uang dan surat-surat penting seperti tiket dan paspor, yang dipakai seperti sabuk di dalam baju. Dompet hanya berisi uang recehan. Kedua, aku selalu bawa pisau lipat multiguna. Satu lagi, pepper spray untuk mencegah jika sesuatu yang buruk terjadi terhadap kita selama perjalanan. Dan yang lebih penting lagi adalah jangan terlihat seperti orang bingung di tengah keramaian meski nyasar atau enggak tahu mau ke mana.

Ada pengalaman tak terlupakan selama menjadi backpacker ?
Pernah. Tahun 2004 di Boracay, Filipina, aku terjebak dalam badai topan. Aku sedang berenang tiba-tiba diminta naik ke pantai karena ada hujan deras dan angin topan. Pernah juga waktu di Cekoslowakia, teman seperjalanan kecopetan dompetnya. Karena kejadiannya Minggu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) tutup. Kami pun melapor ke polisi setempat, ternyata di sana tidak ada polisi yang bisa bahasa Inggris. Jadilah kami melapor dengan bahasa Tarzan. Polisinya duduk, aku dan teman memperagakan kejadian itu di depan mereka. Kaya pantomim gitu. Ya, memang tidak semua negara penduduknya berbahasa Inggris. Harus siap berbahasa tubuh atau bahasa Tarzan. Nah, pengalaman di Skotlandia juga lucu. Aku dan seorang teman terkunci di dalam toilet sebuah mal. Kami sampai menggedor-gedor pintu. Untung ada satpam lewat dan membukakan pintu. Ternyata, kami baru tahu kalau mal di sana tutup pada pukul 17.00.

Soal makanan pasti juga banyak cerita, ya?
Aku sempat makan yang aneh-aneh. Di Filipina aku mencoba makanan tradisional bernama Balut alias embrio bebek. Jadi telur bebek yang sudah ada embrionya itu direbus. Jadi ketika dimakan, kita bisa merasakan bulu dan tulang-tulang embrio bebek itu. Nah, makanan lokal adalah salah satu trik untuk menekan cost. Live like a local. Untuk itu aku rajin bertanya pada warga sana di mana biasa mereka makan.

Pernah ketika aku mengunjungi Republik Palau di Micronesia. Di sana apa-apa itu mahal karena banyak turis Jepang. Aku siasati dengan bertanya pada karyawan hotel di mana mereka biasa makan. Jadi setiap hari aku hanya menghabiskan 2 dollar untuk makan.

Rencana selanjutnya?
Selain menyelesaikan buku The Naked Traveller 2 yang tinggal 15 halaman, aku ingin meneruskan penjelajahan. Di dunia ini ada 200-an negara, jadi masih panjang perjalananku. Di Indonesia sendiri aku belum menginjakkan kaki di wilayah timur, seperti Ambon dan Papua. Biaya ke sana juga enggak murah, bolak-balik ke Papua itu biayanya sama seperti kita pergi ke Hongkong atau China. Tapi bagaimana pun Indonesia still the best.

Kapan menikah?
Aku tidak menargetkan. Tapi aku ingin punya suami yang hobi jalan-jalan juga.

Bisa kasih perkiraan budget untuk backpacking ?
Budget dihitung per hari di luar tiket. Di Asia dana yang dibutuhkan mulai dari 25–30 dollar per hari. Itu sudah mencakup akomodasi, transportasi lokal, dan makan. Kalau ke Eropa dan Amerika bisa sampai 50 dollar per hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com