Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perucha Hutagaol Jelajahi 37 Negara

Kompas.com - 16/05/2009, 11:57 WIB

KOMPAS.com — JALAN-jalan ke luar negeri ternyata tak selalu harus menghabiskan banyak uang. Ini yang dibuktikan Perucha selama beberapa tahun menjadi backpacker, dan membagi pengalamannya lewat blog dan buku. Kuncinya, percaya diri dan hidup seperti warga lokal.

Bagaimana ceritanya bisa jadi traveller ?
Awalnya enggak sengaja. Kebetulan aku hobi jalan-jalan dan menulis. Tahun 1995, ketika masih berkuliah di UNDIP jurusan komunikasi aku mulai backpacking. Kalau habis jalan-jalan banyak yang tanya pengalamanku. Karena malas dan bosan untuk bercerita, semua cerita kutulis dan difotokopi untuk dibaca banyak orang. Lulus kuliah, hobi itu semakin sering kulakoni. Sampai kemudian, tahun 2005 ada teman yang menyarankan agar aku membuat blog.

Respons blog Anda?
Semakin lama semakin banyak orang yang tahu. Hit-nya semakin banyak dan aku mulai diliput berbagai media. Bahkan ada sebuah majalah yang memberi aku rubrik khusus. Puncaknya, tahun 2007, ketika ada sebuah penerbit yang menyarankan aku membuat buku. Lahirlah The Naked Traveller yang ternyata banyak disukai dan sudah terjual sekitar 40.000 kopi.

Kenapa judul bukunya The Naked Traveller?
Naked itu plesetan dari kata nekat dan menggambarkan segala sesuatu tanpa ditutup-tutupi. Isinya pengalaman selama melakukan perjalanan. Dan kenapa aku memakai nama Trinity, itu juga enggak ada arti macam-macam. Aku memilih nama Trinity karena suka film Matrix. Ha-ha-ha. (Sekarang Perucha yang masih melajang bekerja sebagai tenaga marketing di sebuah perusahaan perkebunan sayur di Puncak, Jawa Barat. Kegiatan lainnya, menulis di beberapa majalah.)

Dari kecil memang hobi jalan-jalan?
Keluargaku semuanya doyan jalan. Jadi ketika aku kecil, setiap liburan selalu jalan-jalan. Kakak, adik, ibu, bapak, bahkan para sepupu juga suka ikut. Jadi semakin seru! Bapak kebetulan polisi, jadi kita sering pindah-pindah juga.

Ide backpacking dari mana?
Sebenarnya muncul ketika aku bertemu bule-bule di Jalan Jaksa, Jakarta. Aku berpikir dari mana, sih, bule-bule ini bisa sampai ke Indonesia. Padahal, mereka masih muda-muda dan baru lulus SMA. Aku mulai bertanya bagaimana caranya. Dari situ aku tahu bahwa inti backpacking adalah enggak ikut tur, enggak menginap di hotel, naik transportasi umum. Dengan begitu bisa menekan biaya.

Kapan pertama kali backpacking ke luar negeri?
Tahun 1995. Aku pergi ke Eropa. Mulai dari Belanda, Luxemburg, Belgia, Perancis, Swiss, Jerman, Ceska, dan Inggris. Aku pergi hanya berdua dengan sahabat zaman SMA. Repotnya, dulu itu benar-benar susah untuk mencari informasi mengenai negara yang akan dituju. Jadinya, aku rajin ke biro perjalanan untuk mengambil brosur-brosur dan mencari tahu bagaimana caranya bisa ke sana. Kalau sekarang kan gampang, tinggal browsing, selesai.

Apa sih yang Anda cari dari hobi ini?
Aku suka sesuatu yang baru, selalu ingin tahu bagaimana keadaan di luar sana. Aku juga suka sesuatu yang alami, berkenalan dengan orang dari berbagai bangsa. Sungguh menarik!

Sudah berapa negara yang disinggahi?
37.

Negara yang paling berkesan?
New Zealand. Alam di New Zealand itu sangat luar biasa indah, enggak berlebihan kalau dibilang kita akan mendapat kejutan di setiap belokannya. Bisa lihat geyser, gunung-gunung atau danau yang sangat indah. Udaranya masih bagus, enggak terlalu ramai karena penduduknya hanya 4 juta orang. Malah lebih banyak jumlah domba dibanding penduduknya. Ha-ha-ha. Satu lagi, di sana bisa menyewa mobil dengan SIM Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com