Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Mamukur dan Megibung di Bali

Kompas.com - 28/08/2009, 11:00 WIB
Editor

Minggu lalu, saya diundang keluarga besar Gusti Arya Kubontubuh-Kuthawaringin untuk menghadiri upacara mamukur bagi para leluhur mereka. Menurut undangan yang saya terima, dijelaskan bahwa Puncak Karya Mamukur adalah tahapan upacara tertinggi setelah ngaben (kremasi atau pembakaran jenazah). Karena sudah beberapa kali ikut ngaben, tetapi belum pernah sekalipun menghadiri upacara mamukur, maka saya sempatkan datang memenuhi undangan tersebut.

Pengemudi taksi yang mengantar saya ke Desa Pesangkan di Kabupaten Karangasem mengatakan bahwa di Bali upacara mamukur sudah semakin jarang diselenggarakan. Menurutnya, mamukur berasal dari kata bhu (alam) dan ur (atas). “Karena keluarga kami orang tidak mampu, beberapa tahun yang lalu kami baru sanggup melakukan mamukur massal untuk arwah leluhur tujuh turunan di atas kami,” katanya. Ungkapannya yang jujur itu memberi gambaran bahwa sesungguhnya biaya untuk melakukan mamukur bisa jauh lebih mahal daripada upacara ngaben.

Sekalipun mahal, mamukur adalah upacara sakral yang menjadi kewajiban penganut Hindu Bali. Dalam ajaran agama ini, setiap orang mempunyai utang kepada Sang Hyang Widi Wasa, Guru, dan Leluhur. Pemahaman ini melahirkan sebuah kewajiban suci yang disebut Pitra Yadnya. Karena itu, ketika orang tua meninggal, maka anak-anak berkewajiban menyelenggarakan ngaben dan kemudian mamukur – keduanya merupakan bagian dari rangkaian upacara penyucian atma (roh).

Dalam kepercayaan Hindu Bali, atma adalah percikan Sang Pencipta di dalam tubuh manusia yang tidak akan pernah mati. Ketika manusia hidup, atma melekat pada badan wadag (kasar). Tetapi, ketika manusia mati, atma-nya masih melekat pada badan halus (suksma sarira) yang tidak kasat mata. Atma dan suksma sarira ini masih memiliki sifat-sifat dan keinginan manusiawi. Upacara mamukur adalah penyucian atma agar terlepas dari suksma sarira, dan menjadi roh suci (dewa pitara) yang menyatu dengan Sang Hyang Widi Wasa.

“Sesudah di-aben, suksma sarira bisa keluar-masuk pura bahkan rumahnya yang dulu, tanpa kita dapat melihatnya. Setelah mamukur, karena sudah suci dan terbebas dari badan halus, dewa pitara dapat menitis ke dalam badan wadag cucu atau cicitnya yang baru lahir,” begitu penuturan pengemudi taksi yang ternyata sangat memahami keagamaan.

Dengan kata lain, upacara ngaben untuk melepaskan roh dari badan kasar, sedangkan mamukur untuk melepaskan roh dari badan halus dan menjadi roh suci – puncak kesempurnaan dalam siklus hidup manusia.

Dalam puncak karya mamukur, tidak ada lagi jenazah karena sudah di-aben beberapa waktu sebelumnya. Karena itu dibuatkan simbol-simbol badan halus yang akan diprosesi. Upacara mamukur yang saya hadiri di Desa Pesangkan itu sekaligus untuk 36 roh dari keluarga besar (dadya) Kubontubuh-Kuthawaringin. Setelah melalui berbagai upacara pendahuluan yang sangat njelimet, ke-36 simbol roh itu dikelilingkan bersama seekor lembu putih mengitari payadnyan atau stana, simbol rumah bagi roh. Ini melambangkan perjalanan roh dengan menunggang Nandini.

Setelah semua simbol-simbol roh ditempatkan di stana, pada tengah malam dilakukan upacara pembakaran simbol-simbol itu. Keesokan harinya, abu diantar ke laut untuk dilarung. Maka, tuntaslah sudah upacara mamukur yang sakral itu.

Megibung

Tentu saja, karena lamanya prosesi mamukur, maka pada saat-saat tertentu diadakan jeda makan bagi semua peserta upacara. Karena Desa Pesangkan merupakan bagian Kabupaten Karangasem, tentu pula acara makan bersamanya memakai tradisi megibung yang sangat khas Karangasem. Megibung adalah collective meal atau communal meal yang sangat mirip dengan cara makan bersama orang Arab, yaitu empat hingga enam orang mengelilingi satu talam berisi nasi dan lauk-pauk, dan kemudian disantap bersama.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Ngabuburit di Kota Tua Jakarta, Bisa Mampir 5 Museum Ini

Ngabuburit di Kota Tua Jakarta, Bisa Mampir 5 Museum Ini

Jalan Jalan
Ngabuburit di Masjid Istiqlal, Ada Tausiyah Agama hingga Takjil

Ngabuburit di Masjid Istiqlal, Ada Tausiyah Agama hingga Takjil

Travel Update
Tempat Ngabuburit Sekitar UGM dan UNY, Sentra Kuliner Sepanjang 1,2 Km

Tempat Ngabuburit Sekitar UGM dan UNY, Sentra Kuliner Sepanjang 1,2 Km

Jalan Jalan
Eks Napi Terorisme di Kota Malang Dirangkul Jadi Pelaku Wisata

Eks Napi Terorisme di Kota Malang Dirangkul Jadi Pelaku Wisata

Travel Update
Garuda Indonesia Buka Rute Singapura-Surabaya PP mulai Rp 1,7 Juta

Garuda Indonesia Buka Rute Singapura-Surabaya PP mulai Rp 1,7 Juta

Travel Update
Aplikasi M-Paspor Diperbarui, Bisa Cek Kuota E-Paspor dan Daftar Layanan Percepatan

Aplikasi M-Paspor Diperbarui, Bisa Cek Kuota E-Paspor dan Daftar Layanan Percepatan

Travel Update
Hari Libur April 2023, Jumlah Libur Nasional dan Cuti Bersama Total 8 Hari

Hari Libur April 2023, Jumlah Libur Nasional dan Cuti Bersama Total 8 Hari

Travel Update
Cara ke Museum Basoeki Abdullah Naik MRT, Dekat dari Stasiun MRT Fatmawati

Cara ke Museum Basoeki Abdullah Naik MRT, Dekat dari Stasiun MRT Fatmawati

Travel Tips
8 Tempat Ngabuburit Murah Jakarta Utara, Bioskop Rakyat hingga Pantai 

8 Tempat Ngabuburit Murah Jakarta Utara, Bioskop Rakyat hingga Pantai 

Jalan Jalan
Panduan Wisata ke Museum Fatahillah 2023, Jam Buka hingga Harga Tiket

Panduan Wisata ke Museum Fatahillah 2023, Jam Buka hingga Harga Tiket

Travel Tips
Syarat Naik Kapal Laut Terbaru Jelang Mudik Lebaran 2023  

Syarat Naik Kapal Laut Terbaru Jelang Mudik Lebaran 2023  

Travel Update
Jokowi Larang Pejabat dan ASN Buka Bersama, Banyak Pembatalan Acara di Hotel-hotel Kota Batu

Jokowi Larang Pejabat dan ASN Buka Bersama, Banyak Pembatalan Acara di Hotel-hotel Kota Batu

Travel Update
4 Aktivitas di Museum Fatahillah, Masuk Penjara Bawah Tanah

4 Aktivitas di Museum Fatahillah, Masuk Penjara Bawah Tanah

Travel Tips
Cara menuju ke Museum Fatahillah, Naik KRL dan Transjakarta

Cara menuju ke Museum Fatahillah, Naik KRL dan Transjakarta

Travel Tips
Tali Bungee Jumping di Thailand Putus, Turis Selamat karena Bisa Renang

Tali Bungee Jumping di Thailand Putus, Turis Selamat karena Bisa Renang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+