Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Gunung Kidul Pilih Nginap di Ladang

Kompas.com - 30/09/2009, 19:24 WIB

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com - Jarak ladang pertanian dengan permukiman penduduk di wilayah pelosok pedesaan Gunung Kidul cenderung cukup jauh. Mayoritas petani membutuhkan waktu tempuh hingga lebih dari satu jam untuk menjangkau ladang. Demi efisiensi waktu, petani pelosok pedesaan lebih memilih membangun gubuk dan menginap di ladang.

Seluruh petani yang ditemui di wilayah Dusun Semurup, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus membangun gubuk yang mayoritas atapnya hanya terbuat dari jerami kering atau genteng tanah liat. Gubuk-gubuk dengan luas 4X5 meter itu menjadi andalan petani untuk berteduh dari hujan maupun beristirahat di malam hari.

Ladang pertanian di Dusun Semurup memang sulit dijangkau dengan jalan makadam berupa batuan tajam. Lepas dari jalan makadam, petani masih harus menyisiri bukit-bukit karst untuk tiba di ladang pertanian. “Harus jalan kaki pulang pergi dua jam menuju ladang,” ujar petani seperti Wasiyo, Wono Drono, Urip, dan Siswanto, Rabu (30/9).

Petani Dusun Semurup cukup beruntung karena ladang mereka berada di perbukitan karst yang sama sekali belum terjamah penambangan batu kapur. Mata air kecil atau dikenal dengan istilah tuk bermunculan di antara ladang petani. Sebagian petani lainnya yang jauh dari sumber mata air harus ke ladang dengan membawa bekal air.

Setidaknya terdapat empat mata air di Dusun Semurup, yaitu Tuk Mendolo, Miri, Mudal, dan Semurup. Mereka memanfaatkan mata air yang ke luar dari celah-celah batuan itu untuk mandi, minum, dan menyirami tanaman.

Wasiyo bahkan bisa memanfaatkan mata air untuk menyirami ladang tadah hujan seluas lebih dari satu hektar.  Di musim kemarau seperti saat ini, dia masih bisa menanam dan memanen aneka sayuran seperti kangkung, sawi, terong, bawang merah, dan bawang putih.

Jelang panen padi tadah hujan, Wasiyo mengaku seringkali menginap hingga 1,5 bulan di ladang. Petani lainnya Wono Drono dan Siswanto memilih tidur di ladang ketika terlalu lelah bekerja mengolah ladang. Mereka pun menyimpan cadangan bahan makanan seperti beras untuk kebutuhan di ladang.

Gubuk-gubuk jerami yang di bangun petani dilengkapi dengan tungku kayu untuk memasak nasi atau merebus air. Selain untuk beristirahat, petani juga membangun gubuk sebagai kandang ternak sapi maupun kambing. Musuh utama mereka ketika menginap di ladang hanya berupa nyamuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com