Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keindahan Tersembunyi Jejak Purba Bengawan Solo

Kompas.com - 12/10/2009, 09:41 WIB

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengembangkan wisata alam bekas muara Bengawan Solo purba yang berada di Kecamatan Girisubo.
         
"Sekitar empat juta tahun lalu sebuah proses geologi terjadi, yakni Lempeng Australia menghujam ke bawah Pulau Jawa, menyebabkan dataran Pulau Jawa perlahan terangkat. Arus sungai akhirnya tak bisa melawan hingga akhirnya aliran pun berbalik ke utara," kata Kepala Bidang Pengembangan Produk Wisata Disparbud Gunungkidul Birowo Adie di Wonosari, akhir pekan lalu.          

Ia mengatakan jalur aliran air Bengawan Solo pada zaman itu akhirnya tinggal jejak karena mengering akibat tidak ada lagi air yang mengalirinya. Wilayah itu menjadi kaya bukit-bukit kapur yang menurut beberapa penelitian semula merupakan karang yang berada di bawah permukaan laut.
         
"Bekas jalur muara Bengawan Solo purba tersebut membentuk pemandangan alam yang indah sehingga  akan dikembangkan menjadi objek wisata yang dapat dijual kepada wisatawan nusantara dan mancanegara," katanya.   
    
Ia mengatakan  bekas aliran sungai tersebut saat ini menjadi objek wisata menarik. Wilayah tersebut menjadi jejak geologi yang berharga karena bekas aliran Bengawan Solo purba masih tampak jelas.
         
"Pemandangan tersebut dapat dilihat  di sepanjang jalan menuju Pantai Sadeng, wisatawan dapat menikmati keindahan ratusan meter bekas aliran Bengawan Solo purba yang berukuran raksasa," katanya.
         
Menurut dia pihaknya akan mengembangkan kawasan tersebut menjadi lebih representatif, wisatawan dapat berhenti sejenak di pinggir jalan sebelum memasuki kawasan Pantai Sadeng atau berjalan menikmati pemandangan bekas sungai aliran tersebut.
         
"Di wilayah itu ada dua perbukitan kapur yang tinggi memanjang mengapit sebuah dataran rendah yang semula adalah jalur air. Dataran rendah yang kini menjadi lahan palawija penduduk setempat itu berkelok indah, memanjang sejauh sepuluh kilometer ke arah utara," katanya.
         
Ia mengatakan jalur kelokan bekas aliran Bengawan Solo purba tersebut saat ini menjadi pemandangan alam yang indah. Wisatawan akan berminat menyusurinya ke utara hingga sampai di tempat pembalikan aliran sungai," katanya.
         
Birowo berharap setiap pengunjung yang datang ke wilayah Sadeng menyaksikan sebuah proses evolusi alam. Selama perjalanan dapat dilihat evolusi dataran rendah jalur aliran Bengawan Solo purba dari tempat mengalirnya air hingga menjadi ladang palawija yang produktif.
         
"Dengan mengunjungi pantainya seolah mengenang pantai yang semula muara sungai dan daerah sepi kini  berkembang menjadi pelabuhan perikanan terbesar di DIY," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com