Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuetiauw dan Paad Thai

Kompas.com - 30/10/2009, 16:19 WIB

Sebagai seorang yang dibesarkan di Semarang, standar mi goreng saya adalah masakan Kit Wan Kie dan Phien Tjwan Hiang - keduanya berlokasi di Gang Pinggir. Kit Wan Kie sekarang beroperasi secara rumahan. Phien Tjwan Hiang masih berkibar namanya hingga sekarang di antara penggemar tulen masakan Tionghoa.

Setelah pindah ke Jakarta pada awal 1970-an, hanya ada dua warung mi yang memenuhi selera saya untuk mi goreng. Yang pertama adalah warung Indonesia, di Jalan Sabang (Haji Agus Salim) - tempat yang juga dilanggani almarhum Broery Pesulima. Yang kedua adalah Kresta, sebuah tenda yang buka sore di pinggir jalan, samping Proyek Senen. Kedua tempat ini sudah lama “hilang” tergusur modernisasi Jakarta.

Di Kresta itulah saya mulai belajar “berselingkuh”. Bila semula saya hanya kenal mi goreng, di situ saya mulai kenal kuetiauw goreng. Dan mencintainya pula! E, ladalah, lama-lama saya malah resmi “bercerai” dengan mi goreng, dan kecantol pol oleh gigitan kuetiauw goreng yang mak nyuss!

Sejak itulah, ke mana pun saya pergi, bila mendengar ada kuetiauw juara, pastilah saya datangi. Kuetiauw goreng Medan, Pontianak, Jambi, Singapura, Penang – semua sudah saya cicipi. Kalau mi dibuat dari terigu, kuetiauw (mi lebar) dibuat dari beras. Dalam bahasa Inggris disebut flat rice noodle, atau rice fettuccine. Campurannya adalah tauge dan kucai.

Salah satu kuetiauw goreng juara dunia saya temukan di Pasar Rame, Medan. Kios kecilnya memakai merk Akuang. Si Akuang sendiri yang menggoreng kuetiauw. Tidak jarang ia sibuk menggoreng sambil berbicara di telepon genggamnya.

Kuetiauw gorengnya memakai irisan bakso ikan dan udang kupas dalam jumlah yang generous. Mungkin juga selembar daun pisang yang mengalas piring membantu menciptakan aroma khas yang memang membuat saya termimpi-mimpi. Juga ada sedikit hint blacan atau trasi di dalam uap yang sungguh aromatik itu. Saya suka menambahkan wijen sangrai ditaburkan di atas kuetiauw goreng.

Medan juga punya Kuetiauw Akang yang kampiun. Salah satu cabangnya di Jakarta diawaki oleh sang putra yang pernah sekolah komputer di Australia. Tetapi, agaknya, untuk dia menggoyang wajan kuetiauw goreng di depan tungku panas lebih memuaskan batinnya. Harus coba kuetiauw siram masakan dia!

Kuetiauw sapi Pontianak dan Kampung Madras, Medan, juga merupakan favorit saya. Tetapi, untuk kuetiauw tampaknya isi udang dan baso ikan lebih cocok. Harumnya udang sangat cocok untuk sajian ini. Kadang-kadang ditambah lagi dengan lapchiong yang manis. Menggoreng dengan bara arang juga merupakan formula kunci untuk penyajian kuetiauw goreng kelas juara. Katanya, selain lebih garing juga lebih awet lama panasnya. Bagi saya, kuetiauw goreng yang enak adalah yang tidak meninggalkan jejak minyak goreng di lidah dan wajib harum.

Char Kuey Teow

Sekalipun Indonesia merupakan gudang kuetiauw goreng jempolan, tetapi - sayangnya - di luar negeri prestasi kita ini tidak bergaung. Di Hong Kong, banyak warung char kuey teow (kuetiauw goreng) yang memakai embel-embel Singapore atau Penang.

Seperti pernah saya kemukakan, Malaysia memang sangat bangga dengan kuetiauw goreng model Penang. Secara umum, ini adalah kuetiauw goreng seafood dengan udang besar-besar nangkring di atasnya. Tetapi, gagrak Penang ini ditambah lagi dengan kerang (cockles). Penambahan kerang memang khas Malaysia, seperti - antara lain - kita lihat pada laksa johor yang memakai kerang rebus sebagai topping.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com