Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Bakmi Jawa di Tanah Pasundan

Kompas.com - 19/11/2009, 13:20 WIB
Editormbonk

Cara mendekati orisinalitas rasa Gunung Kidul itu juga diupayakan dengan memanggil juru masak dari Gunung Kidul. Sang juru masak memberi pelatihan kepada tenaga yang juga didatangkan dari Desa Paliyan, Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul.

Mi jawa yang panas itu disarankan dimakan selagi masih hangat. Jika dibawa pulang dan dibungkus menggunakan kantong plastik, sebaiknya segera dimakan. Mi panas yang terlalu lama tersimpan dalam tempat tertutup akan menjadi terlalu lunak, lembek, atau medhok . Selain itu, intensitas aroma sedap dari bawang dan kemiri juga berkurang.

Teh poci

Selain mi, warung ini juga menyediakan menu bihun godhog, bihun nyemek, dan nasi godhog . Bumbu dan cara membuatnya sama dengan mi godhog dan nyemek. Ada pula nasi goreng mawut yang berupa nasi goreng dicampur mi dan bihun. Mawut adalah bahasa Jawa yang artinya berantakan.

Yang perlu dicoba di warung ini adalah teh poci yang terasa kesat di lidah dengan rasa sepet-sepet segar. Teh berjenis melati yang beraroma sedap wangi. Warung ini menggunakan teh yang biasa digunakan warga Gunung Kidul, antara lain teh pecut. Rasa sepet-sepet segar sedap wangi itu muncul baik ketika teh disajikan panas-panas ataupun dingin dengan es. Teh bisa dinikmati dengan gula batu, gula pasir, atau tanpa pemanis sama sekali, terpulang pada selera.

"Kami sengaja memilih teh dari Gunung Kidul supaya memberi rasa lain dari teh-teh yang biasa disuguhkan di Bandung," kata Murtioso.

Rasa jawa yang diharapkan muncul dari mi dan teh itu diperkuat dengan atmosfer jawa yang dihadirkan dengan lagu-lagu langgam jawa atau campur sari, mulai dari penyanyi Waljinah sampai Manthous. Warung juga dibangun menggunakan gedhek atau dinding anyaman bambu dengan tiang-tiang dari bambu. Tidak lupa, pramusaji mengenakan belangkon atau penutup kepala khas jawa serta berbaju batik. Begitulah suasana jawa untuk menemani orang dari mana saja bersantap bakmi jawa di tanah Pasundan. (Frans Sartono & Ninuk M Pambudy)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+