Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Tekanan Darah Tinggi Juga Atasi Kepikunan

Kompas.com - 14/01/2010, 14:24 WIB

PARIS, KOMPAS.COM — Obat yang digunakan secara luas untuk mengatasi tekanan darah tinggi dan sakit jantung juga mampu menurunkan risiko alzheimer dan bentuk lain demensia, demikian hasil riset yang dimuat British Medical Journal (BMJ), Rabu (13/1/2010).

Beberapa veteran militer AS yang menggunakan angiotensin receptor blocker (ARB) selama empat tahun mengalami penurunan risiko 19 sampai 24 persen terserang demensia dibandingkan rekannya yang menggunakan obat lain.
Di antara pasien yang divonis alzheimer pada awal masa empat tahun, hanya 50 persen pengguna ARB yang memerlukan perawatan di rumah pada akhir masa penelitian tersebut.

ARB mampu menghalangi angiotensin, molekul yang membuat otot di pembuluh darah berkontraksi. Sebagai akibat dari aksi obat tersebut, pembuluh darah membesar sehingga meringankan tekanan darah.

Berbagai studi sebelumnya menunjukkan, ARB lebih efektif dalam memberikan perlindungan terhadap diabetes dan mungkin stroke dibandingkan obat lain.
Tetapi, kata para peneliti, ini untuk pertama kali mereka melihat pertahanan terhadap demensia.

Tim yang dipimpin Benjamin Wolozin,  profesor dari Boston University School of Medicine, itu meneliti peristiwa demensia di kalangan 819.000 orang berusia 65 tahun atau lebih yang menderita sakit jantung dan pembuluh darah sejak tahun 2002 sampai 2006. Kebanyakan dari mereka adalah laki-laki.

Data disediakan lembaga veteran AS. Semua pasien dinilai berdasarkan apakah mereka menggunakan ARB, obat jantung dan pembuluh darah yang disebut lisinopril, dan obat pembanding lain untuk mengobati sakit jantung.

Perlindungan nyata ARB terhadap demensia didapati sangat jelas di kalangan pria yang menggunakan obat tersebut sejalan dengan pengobatan lain bagi tekanan darah tinggi yang disebut penghalang angiotensin converting enzyme (ACE).

Dalam satu komentar yang juga disiarkan  BMJ, Colleen Maxwell dan David Hogan dari University of Calgary, Kanada, mengatakan studi itu memiliki keterbatasan.  Penelitian ini tak memperhitungkan riwayat penyakit demensia,  masa penelitian yang singkat, dan tak menelusuri demensia di kalangan  responden perempuan.

Mereka menyatakan, studi lebih lanjut diperlukan guna mengonfirmasi temuan itu. "Mengingat sebanyak 36 juta orang di dunia mengidap salah satu bentuk demensia, seperti alzheimer–jumlah yang akan menjadi dua kali lipat dalam waktu 20 tahun mendatang–manfaat pencegahan penyakit ini sangat besar," kata mereka.

Usia, faktor keturunan, dan sakit jantung adalah faktor-faktor utama yang berkaitan dengan demensia. Selain itu juga ada faktor diabetes dan tekanan darah tinggi pada usia setengah baya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com