Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Food Estate" Merauke, Banyak PR Belum Tuntas

Kompas.com - 16/02/2010, 12:39 WIB
Editormbonk

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana pemerintah untuk membangun pusat pertanian tanaman pangan terbesar di Asia Tenggara yang dibuka di kawasan Merauke, Papua, rupanya masih membutuhkan waktu lama. Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan pemerintah agar rencana pembangunan kawasan lumbung pangan di kawasan Asia Tenggara ini tidak gagal seperti yang terjadi pada saat pemerintah Orde Baru membangun lahan gambut sejuta hektar di Kalimantan Tengah.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Selasa (16/2/2010), seusai memimpin Rapat Koordinasi tentang Tata Ruang Nasional. Menurut Hatta, pemerintah masih harus memastikan agar proyek food estate ini tidak mengganggu lahan hutan lindung dan hutan konservasi. Pemerintah hanya ingin memanfaatkan lahan yang tidak terpakai untuk pengembangan pertanian tanaman pangan.

"Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) harus mantap, sehingga sesuai dengan target emisi karbondioksida yang harus diturunkan 26 persen," ujarnya.

Sebelumnya diketahui, terdapat 1,6 juta hektar lahan pertanian di Merauke yang cocok untuk dikembangkan sebagai kawasan ekonomi khusus yang fokus pada lahan pertanian tanaman pangan. Dari lahan itu, yang diproyeksikan untuk tanaman pangan dalam tahap awal adalah 500.000 hektar, bahkan jika memungkinkan bisa 100.000 hektar pada 2012.

Diperlukan waktu 1 hingga 1,5 tahun untuk mempersiapkan pengembangan kawasan pangan dalam kawasan ekonomi khusus di Merauke, Papua. Pemerintah kini menyiapkan instrumen kebijakan yang mendukung mekanisasi budidaya tanaman pangan itu.

Beberapa ketentuan yang sudah ditetapkan pemerintah untuk mendukung kawasan pangan, antara lain, menyangkut kepemilikan saham asing dalam perusahaan yang berinvestasi maksimal 49 persen. Maksimum lahan yang diusahakan untuk padi 10.000 hektar, kebijakan ekspor mengacu pada pengaturan perdagangan Indonesia, dan tidak berhak mendapatkan subsidi.

"Merauke itu sangat mungkin dijadikan lumbung pangan. Namun, konsepnya harus matang. Kami tidak ingin seperti Kalimantan Tengah dulu, saat membuka lahan sejuta hektar di atas lahan gambut, ternyata lahan asam. Jadi yang masuk harus serius. Pembiayaannya bagaimana? Berapa persen APBN akan mendukung? APBD dan swasta juga. Apakah konsepnya swasta penuh dengan tax holiday? Termasuk adanya usul investasi Rp 2,5 triliun," ujar Hatta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Omah Prahu 99, Tempat Nongkrong Asyik dengan Panorama Sunset Waduk Cengklik Boyolali

Omah Prahu 99, Tempat Nongkrong Asyik dengan Panorama Sunset Waduk Cengklik Boyolali

Jalan Jalan
Kisah Penjual Musik Lawas di Pasar Barang Antik, Malah Berharap Dagangan Tak Cepat Habis

Kisah Penjual Musik Lawas di Pasar Barang Antik, Malah Berharap Dagangan Tak Cepat Habis

Hotel Story
3 Air Terjun di Kabupaten Biak Numfor, Tak Jauh dari Pusat Kota

3 Air Terjun di Kabupaten Biak Numfor, Tak Jauh dari Pusat Kota

Jalan Jalan
Tempat Beli Oleh-oleh Haji di Pasar Tanah Abang, di Mana Lokasinya?

Tempat Beli Oleh-oleh Haji di Pasar Tanah Abang, di Mana Lokasinya?

Jalan Jalan
Sejarah Stasiun Rangkasbitung, Urat Nadi Perekonomian Rakyat Banten

Sejarah Stasiun Rangkasbitung, Urat Nadi Perekonomian Rakyat Banten

Travel Update
Awas Bisa Dipidana, Ini 18 Larangan dan Sanksi pada Pendakian Gunung Prau via Dieng

Awas Bisa Dipidana, Ini 18 Larangan dan Sanksi pada Pendakian Gunung Prau via Dieng

Travel Update
AP I Layani 6,2 Juta Penumpang pada Mei 2023, Tertinggi sejak Pandemi

AP I Layani 6,2 Juta Penumpang pada Mei 2023, Tertinggi sejak Pandemi

Travel Update
3 Spot Diving di Biak Numfor Papua, Bisa Lihat Bangkai Pesawat

3 Spot Diving di Biak Numfor Papua, Bisa Lihat Bangkai Pesawat

Jalan Jalan
Mengenal Danau Ranau, Lokasi Sport Tourism di Sumatera Selatan

Mengenal Danau Ranau, Lokasi Sport Tourism di Sumatera Selatan

Jalan Jalan
Dikunjungi Jokowi, Ketahui 5 Fakta Pasar Chow Kit di Malaysia

Dikunjungi Jokowi, Ketahui 5 Fakta Pasar Chow Kit di Malaysia

Jalan Jalan
Ada Balap Sepeda Sambil Nikmati Danau Ranau di Sumatera Selatan

Ada Balap Sepeda Sambil Nikmati Danau Ranau di Sumatera Selatan

Travel Update
Harga Tiket Pesawat ke Yogyakarta dari Jakarta PP per Juni 2023

Harga Tiket Pesawat ke Yogyakarta dari Jakarta PP per Juni 2023

Travel Update
Batik Air Terbang Langsung dari Kualanamu ke Chennai per Agustus 2023

Batik Air Terbang Langsung dari Kualanamu ke Chennai per Agustus 2023

Travel Update
3 Tips ke Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Cari Tahu Sebelum Beli

3 Tips ke Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Cari Tahu Sebelum Beli

Travel Tips
7 Wisata di Kabupaten Bandung yang Populer, Bisa untuk Liburan Sekolah

7 Wisata di Kabupaten Bandung yang Populer, Bisa untuk Liburan Sekolah

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com