Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wow... Sawah Laba-laba, antara Labuan Bajo-Ruteng

Kompas.com - 29/03/2010, 18:11 WIB

Menaklukkan jalanan Flores, tidak hanya dibutuhkan niat yang kuat, tapi stamina yang terjaga dan kemampuan menjaga mood agar tetap ada pada level ”susah senang tetap senang”.

Sesuai rencana jalanan Flores akan kami taklukkan dalam waktu 7 hari. Dengan alasan kenyamanan dan efisiensi waktu, kami memilih untuk me-rental mobil dibanding menggunakan transportasi umum. Walaupun, transportasi umum di Flores sudah bagus. Banyak Avanza, APV dan L300 yang beralih fungsi menjadi travel. Pengen pesan travel ke kota tujuan di Flores? Cukup hubungi petugas hotel tempat Anda menginap. Mereka akan membantu memesankan travel dan Anda akan dijemput di depan hotel langsung!

Jalan menuju Ruteng berkelok-kelok, beberapa kali kami melewati kampung-kampung kecil, melewati hutan, ngarai dan lembah, pemandangan bukit hijau dengan hamparan laut lepas di belakang yang terkadang nampak jelas bila kabut sedang terangkat angin. Yanto, driver kami benar-benar bisa diandalkan. Dia lincah menghindari jalan berlubang, dengan belokan-belokan tajam bahkan di beberapa titik tampak sisa-sisa longsor dari bukit batu yang kami lintasi.

Driving skill dan intuisi tajam diperlukan dalam mengendarai mobil di sini. Lamanya perjalanan dikarenakan kondisi jalan yang berkelok-kelok setiap saat, membelah bukit dan gunung. Pemandangan yang sangat indah….

Dan tibalah kami di sebuah tempat terbuka. Kemana pun mata memandang hamparan sawah menguning di kiri jalan dan padang rumput yang luas di kanan jalan. Latar belakang pucuk-pucuk gunung, awan biru putih yang menggantung rendah, beberapa rumah mungil menjadi aksen yang membuat pemandangan di depan mata kami tampak sangat filmis.

Ya, daerah ini adalah Lembor, daerah penghasil beras di pulau Flores. Saat kami melintas di jalan raya Lembor, musim panen baru saja lewat. Petani yang sedang mengeringkan padi pun jadi tampak indah. Jalan beraspal lurus dengan tiang listrik berdiri rapi di sisi kanan dan kiri mengingatkan saya pada hasil lukisan saya yang seadanya saat masih duduk di SD. Benar-benar lukisan-Nya.

Sawah Lingko: sawah laba-laba di desa Cara

Selepas dari Lembor, Yanto membawa kami ke desa Cara yang masuk dalam wilayah Cancar. Di sini kami akan menyaksikan salah satu budaya masyarakat Manggarai Barat dalam hal pembagian harta (sawah) adat, yaitu Sawah Lingko. Sistem pembagian ini adalah satu-satunya yang ada di dunia.

Setelah melapor pada kepala dusun, kami segera naik ke atas bukit agar bentuk laba-laba lebih jelas terlihat. Dan semakin jelas karena saat kami datang musim panen baru saja berlalu. Garis-garis pembatas sawah (galengan sawah) semakin jelas terlihat dari pucuk bukit tempat kami berdiri.

Wow…benar-benar menyerupai laba-laba raksasa. Jaring laba-laba yang berwarna kuning kecoklatan. Penduduk asli menyebutnya dengan Sawah Lodok, sesuai dengan tata cara pembagian tanah ulayat dalam masyarakat adat Manggarai, NTT. Tanah-tanah adat yang disebut Lingko dibagi kepada warga dengan sistem lodok, yaitu membagi lingko dimulai dari teno di pusat lingko. Kemudian menarik garis lurus (jari-jari) hingga batas terluar tanah lingko tersebut.

Besarnya pembagian tergantung pada jumlah warga yang akan menerima, dimana pembagian besarnya jaring-jaring nya tergantung pada kedudukan orang tersebut di desa yang bersangkutan. Dikenal istilah moso biasa (satu jari), moso kina (satu setengah jari) dan moso wase (tiga jari). Pemimpin atau tuan tanah biasanya mendapat moso wase (tiga jari) yang merupakan ukuran paling besar. Sedangkan warga lainnya akan menerima moso biasa (satu jari) atau moso kina (satu setengah jari).

Hmmm, menarik sekali. Sawah lingko ini seakan melengkapi kecantikan Flores yang sukses membuat saya jantungan tiba-tiba. Jadi kapan Anda mampir ke Cara dan menyaksikan sendiri laba-laba raksasa di sana?? (Ririn Datoek)

 

Artikel lainnya bisa dilihat di http://wisata.kompasiana.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com