Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengelilingi Gamalama

Kompas.com - 07/04/2010, 15:00 WIB

KOMPAS.com - "Tak ada yang jauh di Ternate. Dekat saja". Kalimat ini selalu menjadi jawaban tiap kali bertanya seberapa jauh obyek wisata yang ingin dituju dan mencoba mengira waktu tempuh. Dan, benar saja. Dari satu obyek ke obyek lain, bisa hanya menempuh waktu 10 menit.

Alhasil, menelusuri Ternate dari utara hingga selatan bisa ditempuh dalam waktu sehari penuh. Terang saja, luas wilayah kota secara keseluruhan hanyalah 43 km2. Namun, biar mungil, Ternate dipadati beragam kekayaan.

Selagi menelusuri benteng ke benteng, ada banyak tempat yang bisa disinggahi. Di antaranya pantai Sulamadaha, yang berhadapan langsung dengan Pulau Hiri. la menjadi pantai favorit untuk menikmati serunya bermain ombak. Kalau mau berenang di riak yang tenang, tinggal berjalan sedikit ke dalam menuju tempat yang lebih menyerupai danau, ketimbang laut. Berkat airnya yang terlihat kehijauan, begitu tenang, dengan pepohonan rimbun di sekitarnya. Area ini lah yang biasa disasar untuk snorkeling.

Tak jauh darinya, ada Danau Tolire Besar yang memberi ketenangan sejak pertama kali menjejakkan kaki. Danau berwarna kehijauan itu terlihat menggoda, tak hanya bagi mata tetapi juga burung-burung yang mampir sejenak di atasnya.

Di tepian, ada kelompok-kelompok batu yang disusun rapi. Batu itu ditujukan bagi pengunjung untuk melemparnya ke danau, yang konon sejauh apa pun dilempar, batu tak pernah mencapai dasar. Hal ini pun jadi bagian menarik dari menikmati danau.

Kalau sudah ke Ternate, tentu harus sempatkan diri ke Kedaton dan Museum Sultan Ternate, yang berdiri sejak tahun 1813. Di dalamnya ada koleksi peralatan perang China, Portugis, maupun Ternate dari masa silam, pakaian adat, Alquran tulisan tangan yang dibuat tahun 1585, serta mahkota berambut berhiaskan 100 buah batuan permata, yaitu mutiara, berlian, safir, akik, jamrud mira'a, emas, perunggu, dan lain-lain. Dikatakan, rambut pada mahkota ini selalu tumbuh dan dipotong saat hari raya Idul Adha dengan upacara khusus.

Bahkan gundukan batu berwarna hitam punya cerita menarik di baliknya. Adalah Batu Angus di kaki Gunung Gamalama yang berasal dari lahar panas Gunung Gamalama ketika meletus tahun 1673. Di area ini juga ada makam tentara Jepang yang gugur ketika bertempur dengan tentara sekutu saat Perang Dunia II.

Dari utara hingga selatan, seluruh pesona itu tersebar, mengelilingi Gunung Gamalama yang berdiri kokoh tepat di tengah Pulau Ternate.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com