Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarapan Nasi Liwet Mbah Dasi

Kompas.com - 26/04/2010, 22:32 WIB

Kegurihan lain datang dari sambal goreng jipan atau labu siam encer yang dimasak menggunakan kaldu ayam kampung sehingga terasa gurih segar. Sambal goreng jipan Mbah Dasi bisa dikatakan tidak pedas meski di dalamnya disertakan cabai merah utuh. Namun, Mbah Dasi menyertakan dua cabai merah bagi penyuka rasa pedas.

Pelengkap makan lain adalah endok kukus atau sepotong telur yang dibuat dari adonan telur yang dikukus dalam daun pisang. Telur kukus itu disajikan hanya seukuran separuh ujung jari.

Yang paling khas, dan paling gurih, dari nasi liwet adalah kumut atau semacam kepala santan. Kumut dibuat dari santan kental yang direbus tanpa diaduk. Pada tingkat suhu tertentu, kepala santan akan naik ke atas dan jadilah kumut nikmat saat terkecap lidah itu.

Sepincuk nasi dengan ayam separuh dan suwiran ayam itu berharga Rp 6.000. Seperti kebanyakan penjual nasi liwet, Mbah Dasi juga menjual ketan yang dibubuhi bubuk kedelai. Kita boleh memilih ketan dengan juruh atau cairan manis yang terbuat dari gula jawa, atau dengan parutan kepala.

Mbah Dasi mulai berjualan sejak pukul 06.00. Biasanya dagangan akan habis sampai pukul 10.00. Ia mulai menyiapkan masakan sejak pukul 01.00 dini hari dan selesai memasak pada pukul 04.00. Kapan tidurnya, Mbah? ”Wah, nggih sak kobere—ya sesempatnya,” katanya.

Pukul 04.15 ia berangkat naik becak langganannya bernama Pardi. Untuk biaya becak pulang-pergi dari Baki ke tempat mangkal di Ngapeman sejauh sekitar 10 kilometer itu, ia membayar Rp 25.000. Begitulah selama lebih dari tiga dekade, Mbah Dasi berjualan nasi liwet melayani orang sarapan pagi dari generasi ke generasi. Kisah ”balada” Mbah Dasi menjadi bumbu tersendiri yang menjadikan nasi liwetnya bertambah gurih. (Frans Sartono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com