Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuka Apel Stabilkan Tekanan Darah

Kompas.com - 01/06/2010, 11:33 WIB

Berat Turun Di Jakarta Selatan, Effendi mengaku, setelah sebulan mengonsumsi satu sendok makan cuka apel dicampur setengah gelas air dingin sebelum sarapan, kebugarannya meningkat. “Pertama kali minum cuka apel, rasanya sangat asam, tetapi lama-lama biasa saja. Setelah tiga bulan, berat badan turun hampir empat kg. Efek lain yang saya rasakan, selera terhadap makanan berlemak menjadi berkurang,” tutur pria berusia 54 tahun itu.

Cerita lain disampaikan Anita. Mahasiswi jurusan periklanan tingkat akhir ini mengaku, sempat mogok minum cuka apel karena rasanya yang kurang enak. Belakangan ia menemukan ramuan yang pas untuk dirinya, yakni dua sendok cuka apel dicampur air dingin secukupnya ditambah sesendok madu.

Selain diminum langsung, cuka apel biasa dicampurkan dalam sup, juga sebagai bahan salad dressing, saus barbeque, dan lain-lain. Di beberapa negara, cuka apel bisa dijumpai dalam kemasan pil dan dijual sebagai diet suplemen maupun vitamin.

Proses fermentasi hingga jadi cuka apel, yakni gula dari cairan apel diubah oleh ragi, yang biasa dipakai untuk membuat sampanye, menjadi minuman beralkohol dengan kadar kira-kira 5 persen. Mula-mula rasanya manis, lalu sedikit getir, kemudian aroma buahnya muncul sempurna. Kadang cairan fermentasi dipakai sebagai ganti minuman anggur dalam berbagai resep.

Karena difermentasi, wajar bila muncul kandungan alkohol di dalamnya. Meski begitu, alkohol hasil fermentasi dipercaya tidak menimbulkan masalah karena bukan dari cairan tambahan, tetapi dari buah apel itu sendiri.

Apa efek sampingnya? Sebuah kajian di Malaysia mengungkapkan, cuka apel tak berefek samping bila dikonsumsi sesuai takaran atau tidak lebih dari enam sendok teh sehari. Keluhan yang sering muncul jika dikonsumsi berlebihan adalah rasa pusing, tetapi dapat dicegah dengan banyak minum air sebagai penawar.

Pada dasarnya darah resisten terhadap asam (sifat cuka apel), kelebihan asam akan dibuang secara alami melalui urin dan keringat. Sebaliknya, darah reaktif terhadap basa. Artinya pH darah akan naik bila terdapat gizi yang bersifat basa. Kondisi darah yang cenderung basa memudahkan tubuh terserang penyakit.

Karena itu, konsumsilah cuka apel tetap sesuai aturan. Terlebih bagi yang memiliki masalah berupa gangguan ginjal. Seperti petuah sehat lainnya, kesembuhan maupun kebugaran tubuh tak semata-mata karena obat atau ramuan tertentu, tetapi lebih pada kesadaran untuk memilih pola makan seimbang dan berperilaku sehat.

Minum atau Dicampur Karena berbentuk cair, selain diminum langsung, cuka apel sering ditambahkan ke dalam makanan olahan tertentu sebagai campuran. Berikut di antaranya: -    Untuk minuman, cuka apel dikonsumsi langsung dengan takaran satu sendok makan diencerkan dengan setengah cangkir air putih. -    Karena rasanya yang asam, sebagian orang mencampurnya dengan madu agar lebih manis. Namun, Anda yang kadar gula darahnya tinggi sebaiknya tidak menambahkan madu. Untuk pengobatan, dua sendok makan cuka apel, satu sendok makan madu, dan segelas air, diaduk sampai rata. -    Cuka apel juga dapat dimanfaatkan untuk dressing salad. Biasanya dicampur dengan bahan lain seperti minyak zaitun dan putih telur. -    Cuka apel dapat dibeli di supermarket dengan harga relatif murah. @ Lalang Ken Handita

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com