Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk ke Festival Danau Sentani...

Kompas.com - 01/06/2010, 17:13 WIB

JAYAPURA, KOMPAS.com - Pesta budaya akbar Festival Danau Sentani (FDS) yang mengusung tema "Loving Culture For Our Future - Cinta Budaya Untuk Masa Depan Kami" di Kawasan Wisata Kalkote, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua pada 19-23 Juni 2010 merupakan gerbang utama industri pariwisata selama 365 hari.

Hal itu disampaikan Bupati Jayapura, Habel Melkias Suwae di Jayapura, Minggu (30/5/2010), sehubungan dengan berbagai persiapan menjelang perhelatan akbar FDS 2010 yang merupakan pesta budaya tahunan untuk ketiga kalinya setelah mendulang sukses menggelar dua kali festival budaya pada tahun 2008 dan 2009.

"Sebenarnya, FDS itu sendiri merupakan pintu masuk utama atau titik awal dari industri kepariwisataan di Kabupaten Jayapura khususnya dan Papua pada umumnya selama 365 hari atau satu tahun penuh," kata Habel.

Itu berarti kegiatan pariwisata dalam rangka memperkuat jati diri masyarakat Papua, melestarikan nilai-nilai tradisi dan budaya orang asli Papua dan budaya nusantara sekaligus pengembangan ekonomi kerakyatan tidak hanya berlangsung pada 19-23 Juni tetapi selama 365 hari atau satu tahun penuh.

"Jangan sampai kita berpikir  bahwa industri pariwisata ini hanya berlangsung selama lima hari saja yakni 19 Juni sampai 23 Juni 2010 dan setelah tanggal itu aktivitas kepariwisataan di Kabupaten Jayapura pun berakhir sampai kita bertemu lagi pada Juni tahun 2011," katanya.

Pemahaman yang keliru ini harus diluruskan yaitu bahwa kepariwisataan itu berlangsung terus-menerus tanpa henti seiring dengan perjalanan hari dalam satu tahun. "Jika dalam satu tahun terdapat 365 hari maka sebanyak hari-hari itu jugalah kegiatan kepariwisataan dilangsungkan," katanya.

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Jayapura berupaya membangun dan menata kampung-kampung wisata guna menarik sebanyak mungkin wisatawan nusantara (wisnu) dan wisatawan mancanegara (wisman) untuk datang ke kampung-kampung wisata secara terus-menerus tanpa henti.

Wisatawan datang ke kampung wisata untuk menyaksikan dan menikmati  panorama alam tanah Papua nan indah, melihat dengan mata-kepala sendiri berbagai tradisi dan budaya masyarakat setempat. "Siapa yang mencintai dan melestarikan tradisi dan budayanya berarti dia menyiapkan masa depan generasi yang menyusulinya," tegas Habel.

Habel menjelaskan dampak dari kedatangan wisatawan itu adalah masyarakat Papua semakin terbuka pada dunia luar, terjadi interaksi yang positif, saling belajar, saling memberi dan menerima. "Lebih dari itu, roda perekonomian rakyat di kampung-kampung akan berputar semakin cepat menuju pencapaian kesejahteraan hidup  bersama yang dicita-citakan," ujarnya.

Apabila wisatawan datang ke kampung-kampung, maka mereka pun akan membeli berbagai suvenir atau tanda mata untuk dibawa pulang berupa hasil kerajinan industri rumah tangga dan sebagainya. Selain itu, wisatawan juga akan bertandang di berbagai rumah makan atau restoran. Di situ ada pariwisata kuliner.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com