Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Minang Tak Harus Rendang

Kompas.com - 14/06/2010, 15:30 WIB

OLEH: DAHONO FITRIANTO dan INGKI RINALDI

SEKILAS masakan Minang, atau lebih populer dengan sebutan masakan Padang, tidak memberi banyak pilihan bagi kaum vegetarian. Hampir semua masakan yang disajikan di rumah makan Padang mengandung bahan-bahan yang berasal dari hewan.

Akan tetapi, percayalah, sajian rumah makan Padang yang bertebaran di seluruh Nusantara ini belum sepenuhnya mewakili kekayaan kuliner di ranah Minangkabau itu. Masih banyak harta karun kebogaan yang hanya bisa ditemui dan dicicipi jika kita berkunjung langsung ke Sumatera Barat.

Sebutlah misalnya warung Pical Sikai di Bukittinggi, kota terbesar kedua di Sumatera Barat, yang bisa menjadi alternatif wisata kuliner bagi para vegetarian. Pical adalah sebutan masyarakat Minang untuk pecel. Nah, siapa sangka orang Minang pun mengenal pecel?

Prinsip dasar pical ala Minang tak jauh beda dengan pecel Jawa, yakni racikan berbagai macam sayuran yang disiram dengan sambal bumbu kacang, lalu disantap dengan pilihan nasi, ketupat, atau lontong. Namun, sebagai salah satu pusat kuliner di Nusantara, tentu saja pecel versi Minang ini tidak melulu sama dengan pecel di Jawa.

Lihat saja racikan sayurannya. Selain sayur yang sudah lazim dibuat pecel di tempat lain, seperti daun singkong dan irisan kol, ada yang istimewa pada pical di Bukittinggi, yaitu irisan rebung dan jantung pisang. ”Jantung pisang, rebung, dan daun singkongnya direbus dulu, sementara kolnya tetap mentah segar,” tutur Nelly (35), yang menjaga warung Pical Sikai, hari Jumat (23/4/2010) siang.

Berbeda

Racikan sayuran tersebut disajikan dengan potongan-potongan ketupat empuk, yang disebut lontong pical. Lalu setelah disiram bumbu kacang khas pecel, hidangan tersebut ditaburi kerupuk merah dan keripik singkong tipis (di Jawa dikenal dengan sebutan ceriping).

Rasa bumbu kacangnya pun berbeda dengan bumbu pecel biasa. Di Pical Sikai, bumbu kacangnya terlihat lebih encer dan tidak terlalu manis. ”Bumbunya dibuat dari campuran kacang tanah ditumbuk lalu ditambah cabai dan gula merah,” ujar Nelly, yang juga keponakan dari pendiri warung tersebut.

Paduan sayur-sayuran yang unik dan bumbu kacang yang gurih memberi sensasi rasa segar dengan sedikit sentuhan rasa asam dari rebusan jantung pisang. Kerupuk dan keripik singkong menambah rasa gurih dan memunculkan sensasi kriuk-kriuk, untuk mengimbangi sayur-sayuran yang serba lunak.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com