Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yogyakarta Surga bagi 'Backpackers'

Kompas.com - 19/06/2010, 16:35 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS - DI Yogyakarta adalah surga. Setidaknya itu yang dirasakan backpackers yang mendapatkan kebebasan, petualangan, dan pengalaman baru dengan biaya murah. Fasilitas serbaprima bukan harapan utama para pelancong yang identik dengan tas di punggung ini. Banyaknya petualangan dan pengalaman baru adalah tujuan mereka melancong.

Melancong ke Yogyakarta hanya berbekal buku panduan wisata akan mengantar backpackers ke dua kawasan backpackers yang sudah mendunia yaitu Kampung Prawirotaman dan Sosrowijayan. Dua lokasi ini menyajikan tempat penginapan murah lengkap dengan bar serta kafe-kafe berselera internasional yang relatif murah harganya.

Anthony Fine (22), pelancong asal Sydney, Australia, yang beberapa tahun terakhir kerap bolak-balik ke berbagai daerah di Indonesia, mengatakan, Yogyakarta menjadi salah satu daerah favorit yang dikunjunginya.

Saat ini, ia tengah mengambil studi singkat sastra Indonesia di Universitas Gadjah Mada. Namun, studi itu diakuinya bukan alasan utama. "Niat utama saya datang ke sini lebih untuk menikmati pengalaman baru dan bersenang-senang. Tentu saja dengan biaya murah," katanya saat dijumpai tengah bersantai di salah satu kafe di Sosrowijayan, Rabu (16/6/2010) malam.

Dengan menggendong tas di punggung layaknya backpackers, Fine berpergian ke berbagai daerah di Indonesia. Selain kawasan pedesaan di Bali dan Lombok, ia pernah ke Pacitan, Pelabuhan Ratu, dan beberapa daerah yang berpantai untuk memuaskan hasratnya berselancar. "Dalam waktu dekat, saya mau ke Sumatera, seperti Nias dan Aceh," ujarnya.

Tidak kapok

Sudah tak terhitung pengalaman yang diperolehnya saat melancong. Mulai dari yang menyenangkan hingga menjadi korban tindak kriminal. Tapi, pengalaman paling berkesan adalah saat bepergian ke desa-desa dan bertemu orang lokal dengan keramahtamahannya. "Saya tidak kapok dan mau terus kembali ke Indonesia," katanya.

Selain Prawirotaman, kawasan Sosrowijayan juga menjadi surga bagi backpackers. Hotel, guest house, homestay, losmen di kawasan ini menawarkan harga sangat murah bahkan dari kacamata pemegang rupiah.

Bayangkan, menginap di salah satu hotel hanya dipatok Rp 40.000 per hari. Tarif super murah ini jadi incaran wisatawan asing bermodal pas-pasan. Fasilitas sangat sederhana, seperti tanpa pendingin ruangan dan televisi sudah diterima sebagai konsekuensi dari tujuan utama mereka mencari petualangan dan pengalaman baru.

"Saya sangat suka di sini, tarifnya murah sekali," ujar Mark Baughten (20), pelancong asal Kanada yang empat hari menginap di Sosrowijayan. Mark datang ke Yogyakarta setelah beberapa hari berwisata di Bali.

Mark mengetahui kawasan Sosrowijayan dari internet dan rekomendasi sesama backpackers yang dijumpainya di Bali. Ia pun memutuskan mencari penginapan Sosrowijayan selain murah juga karena posisinya di pusat kota dan sangat dekat dengan Malioboro. "Saya juga jalan-jalan di Malioboro sekadar melihat aktivitas masyarakat lokal," tutur Mark yang mengaku sudah mampir di 30 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Australia.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Tazbir mengatakan, kawasan Prawirotaman dan Sosrowijayan sudah terkenal di dunia karena masuk buku panduan wisata internasional dan direkomendasikan backpackers. Meskipun tidak menyumbang pendapatan wisata yang besar, backpackers potensial dibidik karena jaringan sesama mereka yang luas.

"Mereka cocok di Yogyakarta karena murah dan bisa bersentuhan langsung dengan lokalitas," kata Tazbir. (RWN/WKM/ENG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com