Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambal Adam di "Ungasan Festival"

Kompas.com - 23/06/2010, 02:40 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com--Desa Ungasan, Kabupaten Badung, Bali menggelar kegiatan bertajuk "Ungasan Festival 2010" yang antara lain menyajikan kuliner khas, yakni sambal adam.

"Kegiatan promosi seni dan budaya yang akan berlangsung hingga 27 Juni 2010, kami gelar untuk mendukung sektor pariwisata di Ungasan, karena desa ini termasuk yang terdekat dengan kawasan wisata Nusa Dua," kata Kepala Desa Ungasan I Wayan Sugita Putra SE di Ungasan, Selasa.

Ia mengatakan, festival yang untuk pertama kalinya digelar itu, didukung oleh 13 banjar atau dusun yang ada di Desa Ungasan.

"Selain dukungan warga masyarakat, kami juga mendapat apresiasi dari pihak pemilik hotel, vila dan komponen industri pariwisata setempat," katanya.

Dikatakan, perkembangan pesat pariwisata Bali telah membuat setiap sudut pulau ini berpotensi menjadi objek wisata. Kekayaan budaya dan aneka kesenian warganya memberi nilai tambah bagi keindahan lingkungan, baik yang berada di daratan, pantai maupun lautan.

"Kegiatan menarik dalam festival ini adalah kompetisi kuliner dan olahraga. Kami memiliki jenis masakan yang sangat banyak. Tiap banjar di Ungasan memiliki masakan khas," katanya.

Salah satu kuliner yang unik dari Ungasan, kata dia, adalah sambal adam. Sambal ini terbuat dari kacang pendek yang merupakan hasil tani warga setempat yang biasa disebut "kacang cicih".

"Sambal ini hanya disajikan dengan nasi saja dan tidak boleh disajikan lebih dari 20 menit, karena rasanya akan menjadi tidak enak dan warnanya pun akan berubah," ucap Sugita Putra.

Kegiatan yang berlangsung selama enam hari itu, secara keseluruhan dibagi dalam tiga kategori. Yakni kegiatan seni budaya meliputi lomba tarian, bleganjur, Utsawa Dharma Gita (kidung rohani) dan melukis. "Sedangkan untuk lomba kuliner, meliputi lomba ketupat kalas, rujak kuah pindang dan sambal adam," katanya.

Ia berharap melalui kegiatan ini Ungasan akan menjadi dikenal bukan hanya karena kondisi alam, tetapi juga dengan potensi kesenian dan kulinernya. "Bagi warga lokal, kegiatan ini diharapkan dapat membuat mereka makin rajin berlatih dan pengembangan diri," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com