Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Shenzhen, Menawarlah dengan "Kejam"

Kompas.com - 18/08/2010, 10:17 WIB

KOMPAS.com - "Ingat ya, tawarlah minimal 50 persen," begitu nasihat Tina Rao (24), pemandu dari agen perjalanan setempat sesaat sebelum kami memasuki pertokoan Hua Qiang Bei di pusat Kota Shenzhen, China, akhir pekan lalu. Hua Qiang Bei adalah pusat perdagangan elektronik terbesar di Shenzhen. Anda bisa menemukan beragam alat elektronik yang Anda inginkan. Tapi, hati-hati banyak barang tiruan.

Sore itu kami memasuki pusat penjualan telepon seluler di lantai dasar. Susananya mirip di Roxi, Jakarta Barat. Sebuah hall besar dengan jejeran gerai ponsel yang tertata teratur menyisakan gang-gang kecil buat pengunjung. Para pedagang di tempat itu aktif menawarkan dagangan mereka. Aneka jenis ponsel ada di sini.

Saya berhenti di salah satu gerai saat seorang pedagang menyodorkan sebuah Iphone. Masih mulus, terbungkus plastik. Ada logo buah apel coak, simbol produk buatan apple, vendor elektronik asal Amerika. Di bagian bawah, di sisi belakang Iphone itu tertulis "Designed by Apple in California Assembled in China" lengkap dengan nomor kode produksinya.

"Ini asli atau tiruan," tanya saya. "Tiruan," jawab pedagang perempuan itu jujur dengan suara datar tanpa ekspresi.

Iphone aspal itu dibandrol seharga 700 reminbi (RMB) atau sekitar Rp 945 ribu. Kalau mengikuti nasihat Tina, Iphone tiruan itu bisa didapat di kisaran harga Rp 450 ribu. Di Jakarta, Iphone asli harganya Rp 6,3 juta.

Di gerai lain, seorang teman tertarik dengan sebuah bolpoin yang bisa merekam video dan berfungsi sebagai USB dengan kapasitas 16 gigabyte. Pedagang di tempat itu membuka penawaran di angka 350 RMB. Teman tadi menawar 100 RMB. Karena keterbatasan komunikasi tawar menawar dilakukan dengan menggunakan kalkulator.

Cukup alot proses tawar menawar berlangsung hingga akhirnya pedagang bersedia melepas barangnya di harga 120 RMB atau sekitar Rp 162 ribu. Di sentra perdagangan elektronik di Glodok, Jakarta Barat, ia mengaku menemukan barang barang yang sama dibandrol Rp 800 ribu

Kota Industri Inilah Shenzhen. Jaraknya hanya 60 kilometer dari Hongkong atau sekitar satu jam perjalanan darat dari Hongkong. Kota ini kerap disebut sebagai sebuah keajaiban baru China dilihat dari sejarahnya sepanjang 20 tahun terakhir.

Tahun 1970 Shenzhen yang masuk dalam teritorial Provinsi Guangdong hanyalah sebuah desa nelayan miskin di pesisir laut China Selatan. Populasi desa itu sekitar 25 ribu jiwa. Segalanya berubah saat Deng Xiao Ping, pempin baru China di akhir tahun 1970 menetapkan Shenzhen sebagai zona ekonomi khusus.

Pemerintah China membuka pintu, membiarkan udara kapitalisme merasuki negeri itu. Karpet merah digelar untuk para investor asing. Shenzhen berkembang menjadi kota industri. Populasi penduduknya tumbuh cepat menjadi sekitar 8,5 juta jiwa saat ini.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com