Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Bayung Gede Percontohan Pariwisata

Kompas.com - 21/08/2010, 07:34 WIB

BANGLI, KOMPAS.com - Desa Bayung Gede, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali dikembangkan menjadi proyek percontohan pariwisata tahun 2010. "Sebelumnya telah mendapat kajian dari berbagai aspek dan kini ditetapkan menjadi pilot projek pemberdayaan masyarakat berbasis pariwisata tahun 2010," kata Kepala Desa Bayung Gede I Wayan Suwela, Sabtu.

Ia mengatakan, berkat dijadikan proyek percontohan itu mendapat bantuan dan fasilitas dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM). Desa Bayung Gede merupakan satu dari 11 Desa di Indonesia yang dikembangkan sebagai proyek percontohan pariwisata berbasis kerakyatan.

Universitas Udayana sejak 2005 melakukan berbagai kajian menyangkut berbagai aspek di Desa Bayung Gede. "Sebelumnya Desa Bayung Gede hanya sebagai cadangan, namun setelah kajian yang dilakukan tim pusat, akhirnya desa kami terpilih," jelasnya Wayan Suwela. 

Ia menyebutkan, dasar terpilihnya Desa Bayung Gede sebagai pilot projek pariwisata tahun 2010 tertuang dalam surat dari Kementerian Koordinasi Bidang Kesra No : 10.13.834/KMD/D/VII/V/2010.

Dalam Surat Keputusan tersebut dituangkan untuk membangun Desa Bayung berbasis pariwisata budaya itu, pemerintah menggelontorkan bantuan dana sebesar Rp 2,5 miliar, ucap Wayan Suwela.

Faktor utama Desa Bayung Gede terpilih sebagai pilot projek menurut Suwela, berkat desanya memiliki tradisi larangan kepada pasangan pengantin baru.

Di desa itu orang yang baru saja menikah dipantangkan memasuki pekarangan dan tidak dianggap sebagai warga Desa Bayung Gede sebelum membayar tumbakan (sejenis maskawin) yang diserahkan kepada Desa dengan dalam bentuk dua ekor sapi, serta menjalani tapa brata (puasa). Pasangan suami-istri pengantin baru itu wajib melakukan prosesi yang disebut "penyekeban" (pematangan) tinggal di sebuah gubuk kecil di ujung desa.

Selain tradisi unik itu, Desa Bayung Gede juga memiliki sistem pemerintahan sejak dahulu kala, yang disebut sistem "Saih nembelas," ucap Wayan Suwela.

Sistem pemerintahan tradisional ini, sambung Suwela, dalam menjalankan roda pemerintahan Desa Bayung Gede dipimpin oleh seorang pemimpin yang membawahi pemimpin Pura dan Desa Adat setempat.  "Dengan sistem kepemimpinan tradisional ini, warga desa kami, sampai saat ini tetap bersatu padu," ungkapnya. 

Ia menjelaskan, soal penghidupan warga Desa Bayung Gede, sejak tahun 2005, lebih banyak mengandalkan hasil dari penanaman jeruk, yang sebelumnya hanya sebagai petani singkong dan padi gogo.

Sementara untuk pengelolaan Desa Bayung Gede sebagai pilot projek pariwisata, sambung Suwela, pihaknya akan membentuk panitia.  "Ke depan, panitia inilah yang akan mengelola anggaran bantuan, sekaligus membangun pariwisata di Desa Bayung Gede, " ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com