Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Weh, Sabang, dan Rubiah

Kompas.com - 23/08/2010, 15:42 WIB

Versi lain menyebutkan bahwa nama Sabang berasal dari bahasa Arab ”shabag”, yang berarti gunung meletus.

Penamaan Sabang diduga berangkat dari banyaknya gunung berapi di Sabang yang bekasnya bisa dilihat di obyek wisata air panas Jaboi. Saat ini obyek wisata tersebut tidak lagi menyisakan air panas. Tapi, sisa-sisa belerang di sana menguatkan bahwa pernah ada gunung berapi di sana.

Pulau Weh atau Sabang telah dikenal dunia sejak awal abad ke-15. Penjelajah asal China, Cheng Ho, pernah singgah di sana tahun 1413-1415.

Catatan Ma Huan, salah satu penerjemah Cheng Ho, menjelaskan bahwa di sebelah barat laut dari Aceh terdapat daratan dengan gunung menjulang, yang dia beri nama Gunung Mao. Di sana terdapat sekitar 30 keluarga.

Dalam bukunya Ying Yai Sheng Lan yang kemudian diterjemahkan menjadi The Overall Survey of The Ocean’s Shores, Ma Huan menceritakan bahwa daratan itu menjadi salah satu tempat persinggahan para saudagar dari berbagai negara.

Gunung Mao yang tampak mencolok dari lautan itu menjadi suar atau petanda bagi para saudagar. Sabang sendiri merupakan penghasil kayu laka terbaik serta penghasil bunga teratai.

”Banyak sejarawan menegaskan bahwa yang dimaksud Gunung Mao itu adalah Pulau Weh,” ujar peneliti dari Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, Erond L Damanik.

Erond juga menduga bahwa Sabang saat itu menjadi salah satu bagian dari jaringan perdagangan maritim yang membentang dari Teluk Persia sampai China Selatan pada abad ke-12 sampai ke-15. Thailand, Sri Lanka, dan India termasuk di dalamnya.

Pulau Weh sendiri merupakan daerah perbatasan Indonesia dengan India dan Thailand.

Melihat catatan sejarah itu, Erond tidak heran jika kemudian di Sabang berdiri pelabuhan bebas. Sebab, lalu lintas perdagangan antarnegara telah berlangsung di Sabang sejak lama.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com