Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Museum Batik

Kompas.com - 01/10/2010, 04:46 WIB

Museum batik? Lokasinya di Jalan Jetayu, Pekalongan Utara. Tiket masuk untuk pelajar cukup murah, hanya Rp 1.000 per anak.

Museum Batik Pekalongan awalnya merupakan peninggalan Kantor Administrasi Pabrik Gula Belanda. Baru diresmikan sebagai museum oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 12 Juli 2006.

Pemandu museum akan mengenalkan berbagai koleksi batik di museum. Museum memiliki lebih dari 1.000 koleksi batik yang sebagian batik mancanegara.

Di sana ada empat ruangan pameran. Ruang 1 terdapat jenis batik pesisiran, yaitu lasem, cirebon, dan pekalongan. Di ruangan itu juga terdapat alat-alat dan bahan membatik, seperti canting tulis, canting cap, lilin, pewarna alami dan buatan.

Nama motif-motif batik itu unik. Batik pekalongan selama ini dikenal dengan motif pugatan (rangkaian bunga/buket) dan jlamprang (keseimbangan/simbolisasi beberapa mata angin).

Selanjutnya kami menuju ke ruang pameran batik Nusantara, yang merupakan koleksi batik beberapa daerah di Indonesia, seperti batik bali, kalimantan, sulawesi, dan papua.

Batik keraton merupakan batik pedalaman, terdapat di Ruang 3, yang kebetulan waktu itu mengambil tema Batik Keraton Surakarta. Ibu Widaningsri Soesilo Soedarman telah menyumbangkan koleksi batiknya untuk museum.

Penyumbang sendiri tidak harus dari kalangan khusus. Akan tetapi, siapa saja boleh, Pemerintah Australia pernah lho menjadi penyumbang.

Di ruang 4 berupa ruang workshop dengan sistem ruang terbuka. Inilah ruangan paling asyik. Di situ dijumpai peralatan dalam pembuatan batik yang dikenal warga dengan istilah ”ngerek” dan ”nglorot.”

Di tempat ini juga dipersilakan bagi teman-teman untuk belajar membatik atau sekadar melihat proses pembuatan batik tulis dan batik cap serta pewarnaan yang dikenal dengan istilah ”nyolet”.

Pengunjung bisa membatik atau menulis sepatah dua patah kata di atas kain putih dengan menggunakan malam. Dari catatan di situ, ternyata pengunjung Museum Batik Pekalongan berasal dari beberapa penjuru dunia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com