Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Mulai Mengolah Lahan

Kompas.com - 15/11/2010, 05:11 WIB

Magelang, Kompas - Sebagian petani di Kabupaten Magelang saat ini mulai mengolah lahan pertaniannya, meskipun letusan Gunung Merapi belum sepenuhnya mereda. Hal itu mereka lakukan agar roda perekonomian segera berjalan kembali, sehingga mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup.

Petani yang mulai mengolah lahan seperti terlihat di wilayah Mungkid dan Sawangan, Kabupaten Magelang, Minggu (14/11). Beberapa petani terlihat membajak dan membentuk barisan pada sawah, untuk memulai tanam. Petani lainnya juga tampak memanen padi yang sudah roboh, dengan harapan agar bisa segera mengolah lahannya.

Musardi (40), petani di Dusun Santan, Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, mengatakan, saat ini memang sudah waktunya menyiapkan lahan untuk menanam padi. Pasalnya, benih padi yang disemainya sudah berusia 20 hari, dan siap untuk ditanam. ”Tanaman padi yang kecil malah kuat terkena abu, makanya harus segera ditanam,” katanya.

Musardi menanam padi pada lahan seluas sekitar 1.000 meter persegi. Meskipun tanah yang diolahnya masih kotor oleh debu vulkanik, ia yakin tanamannya akan bertahan hidup. Pasalnya, abu vulkanik diyakini menambah kesuburan tanah. Justru dengan adanya abu tersebut, ia bisa menghemat pupuk. ”Jika biasanya dipupuk 35 kilogram, nanti hanya 25 kilogram saja,” ujarnya.

Sumini (60), petani di Dusun Kragen, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, juga mulai mengolah kembali lahannya yang rusak, setelah kembali dari pengungsian.

Oleh karena masih ada tanaman padi di atasnya, ia membersihkan dulu lahannya dengan memanen tanaman padi yang telah ambruk. ”Ya seadanya dipanen, meskipun bercampur dengan debu,” ujarnya.

Harga beras naik

Selama sepekan terakhir, harga beras di Kabupaten Magelang juga naik sekitar Rp 500 per kilogram (kg). Misalnya, beras jenis IR 64 lokal naik dari Rp 6.500 per kg menjadi Rp 7.000 per kg.

Menurut sejumlah pedagang beras di Pasar Muntilan, naiknya harga beras itu karena minimnya panen beras tersebut, menyusul banyak yang gagal panen akibat hujan abu tebal dari letusan Gunung Merapi. Sementara pasokan beras IR 64 kelas medium dari luar daerah juga sangat minim.

Titi (47), pedagang beras dan bahan pokok mengatakan, pasokan beras lokal yang diperolehnya sekarang ini hanya 1 kuintal per hari. Sebaliknya, sebelum letusan Gunung Merapi, dia dapat memperoleh pasokan beras lokal itu sampai 2 kuintal per hari. (WIE/HEN/mdn)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com