Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surabaya Kaya Peninggalan Sejarah

Kompas.com - 17/11/2010, 16:59 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Dengan mulusnya, tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration) mendompleng tentara Inggris (sekutu) saat masuk Indonesia pascakemerdekaan 17 Agustus 1945. Kedatangan tentara ini bertujuan untuk melucuti tentara Jepang yang menyerah pada Amerika Serikat setelah peristiwa bom atom Hiroshima dan Nagasaki.

Selain itu, tentara sekutu dan NICA ini pun berusaha agar Indonesia kembali menjadi jajahan Belanda. Tujuan para tentara ini pun menggerakkan perlawanan rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan. Salah satunya perlawanan rakyat paling bersejarah adalah peristiwa 10 November 1945 yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Jika Anda berkesempatan mampir ke Surabaya, tempat terjadinya peristiwa 10 November 1945, tidak ada salahnya Anda melakukan wisata sejarah menyusuri daerah-daerah yang berhubungan dengan Hari Pahlawan. Kompas.com berkesempatan ikut dalam program Surabaya Heritage Track untuk menelusuri beberapa bangunan bersejarah.

Gedung Internatio Jika mendengar kisah tentang Hari Pahlawan, momen paling melekat dalam ingatan adalah peristiwa perobekan bendera Belanda yang terjadi di Hotel Yamato. Namun ada kisah bersejarah penting lainnya, yaitu tewasnya pimpinan tentara Inggris, Brigadir Jenderal Aubertin Mallaby. Banyak orang yang mengira bahwa Mallaby tewas di Jembatan Merah, tapi sebenarnya peristiwa ini terjadi di sekitar area Gedung Internatio yang dibangun tahun 1920.

Tempat inilah yang menjadi markas bagi tentara sekutu. Hingga kini sosok pemuda Indonesia yang menembak Mallaby masih misteri. Kematian Mallaby menjadi awal meletusnya pertempuran 10 November 1945. Gedung Internatio berdekatan dengan Gedung Cerutu dan Gedung Polwiltabes Surabaya.

Gedung Cerutu Gedung ini dibangun pada tahun 1916. Retno, pemandu program Surabaya Heritage Track, menjelaskan bahwa Gedung Cerutu dulunya adalah kantor perusahaan gula. Karena bentuk menaranya yang seperti cerutu, gedung ini pun dijuluki sebagai Gedung Cerutu.

Gedung Polwiltabes Surabaya Gedung Polwiltabes Surabaya sangat unik. Karena dari awal dibangun, tempat ini adalah kantor kepolisian, baik pada masa kolonial Belanda, masa Jepang, hingga saat ini. Hanya namanya saja yang berubah-ubah. Bangunan ini berdiri pada tahun 1850. Di bawah bangunan terdapat penjara bawah tanah. Konon, ada terowongan bawah tanah yang menghubungkan gedung ini dengan penjara Kalisosok.

Jembatan Merah Siapa yang tak kenal lagu keroncong "Jembatan Merah"? Tentu lagu yang sangat familiar. Jembatan yang melintas di atas Kali Mas ini mulanya dibangun untuk menghubungkan Surabaya sebelah timur dengan sebelah barat. Sebelah timur merupakan area pedagang dan pelaut asing.

Saat ini, kawasan tersebut menjadi area pecinan dan di sebelahnya terdapat kawasan komunitas Arab. Sementara itu di sebelah barat dulunya merupakan kawasan pemerintahan kolonial Belanda. Jadi menurut Retno, Jembatan Merah dibangun bukan untuk kepentingan militer. Saat pertempuran melawan tentara Belanda dan Sekutu, para arek-arek Suroboyo bertahan di kawasan Jembatan Merah.

Tugu Pahlawan Tugu Pahlawan merupakan ikon kota Surabaya. Monumen ini dibangun untuk memperingati Hari Pahlawan. Tugu Pahlawan terletak di tengah Taman Kebonrojo, di seberang kantor Gubernur Jawa Timur. Saat memasuki kawasan monumen ini, Anda akan disambut dengan patung Soekarno dan Hatta, lengkap dengan tulisan-tulisan perjuangan seperti "Merdeka atau Mati". Monumen ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1952.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

    Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

    Travel Tips
    Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

    Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

    Travel Update
    Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

    Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

    Travel Update
    4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

    4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

    Travel Tips
    Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

    Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

    Jalan Jalan
    4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

    4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

    Travel Tips
    Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

    Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

    Travel Update
    Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

    Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

    Jalan Jalan
    Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

    Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

    Jalan Jalan
     7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

    7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

    Jalan Jalan
    5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

    5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

    Travel Tips
    Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

    Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

    Jalan Jalan
    Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

    Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

    Travel Update
    Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

    Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

    Travel Update
    Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

    Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com